Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Etika Murid Terhadap Guru

Pentingnya Ilmu Pengetahuan. 
Ilmu menjadi sarana bagi setiap manusia untuk memperoleh kesejahteraan dunia maupun akhirat, maka mencari ilmu hukumnya wajib. Mengkaji ilmu itu merupakan pekerjaan mulia, karenanya banyak orang yang keluar dari rumahnya untuk mencari ilmu dengan didasari iman kepada Allah SWT, maka semua yang ada di bumi mendoakanya. Mencari ilmu itu pekerjaan yang memerlukan perjuangan fisik, akal dan spiritual, maka Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa orang yang keluar untuk mencari ilmu akan mendapatkan pertolongan dari Allah SWT, karena Allah suka menolong orang yang mau bersusah payah dalam menjalankan kewajiban.

Sebagaimana hadits yang telah diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah yang artinya: “Rasulullah SAW bersabada: Mencari ilmu hukumnya fardhu bagi setiap muslim laki-laki maupun muslimperempuan” (H.R. Ibnu Majah)2Perlu diketahui bahwa, kewajiban menuntut ilmu bagi muslim laki–laki dan perempuan ini tidak sembarang ilmu, tapi terbatas ilmu Aliy As‟ad. Terjemah Ta‟limul Muta‟allim Bimbingan Bagi Penuntut Ilmu Pengetahuan. Kudus: Menara Kudus. 2007. Hal. vii-vii12agama dan ilmu yang menerangkan cara bertingkah laku atau bermuamalah dengan sesama manusia. Dalam kitab Ta‟lim Al-Muta‟allim menjelaskan bahwa: “Ilmu yang paling utama ialah ilmu hal (tingkah) dan perbuatan yang paling utama adalah memelihara perilaku”.

Belajarlah ilmu pengetahuan, karena sesungguhnya ilmu pengetahuan itu merupakan hiasan bagi yang memilikinya. Ilmu itu juga menjadi kelebihan dan tanda bagi setiap sesuatu yang terpuji, maka hendaknya setiap manusia jangan sampai lupa dan lengah memikirkan dirinya mana yang baik dan yang bermanfaat serta yang tidak baik dan mencelakakan bagi dirinya selama hidup di dunia, apalagi melupakan kehidupan di akhirat. Untuk itu, pandai-pandailah mencari sesuatu yang dapat berguna serta menyelamatkan diri masing-masing.

Proses belajar mengajar merupakan interaksi edukatif yang dilakukan guru dan murid dalam situasi tertentu. Hubungan seorang guru dengan muridnya sangat syarat dengan peraturan yang satu dengan yang lainnya. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang bisa menghantarkan pemiliknya pada ketakwaan kepada Allah SWT. Ilmu adalah nur illahiyang hanya diperuntukan bagi hamba-hambanya yang saleh, ilmu manfaat inilah yang tidak mungkin bisa didapatkan kecuali dengan adanya enam yang harus di lengkapi para pencarinya.AliyAs‟ad. Terjemah Ta‟limul Muta‟allim… Hal. 44 M. Zainudin dkk. Pendidikan Islam Dari Paradigma Klasik Hingga Kontemporer. Malang: UIN-Malang Press.2009. Hal. 269-2703

Adapun enam syarat terdapat dalam kitab Ta‟lim Al-Muta‟allim yaitu: yang artinya:“Elingo dak hasil ilmu anging nem perkara, bakal tak critaakekumpule kanti pertelo" "Rupane limpat, loba, sobar, ana sangune, lan piwulange guru lansing suwe mangsane". Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya adalah:1. Limpat (cerdas), artinya kemampuan untuk menangkap ilmu.2. Loba (semangat), artinya sungguh-sungguh dengan bukti ketekunan.3. Sobar (sabar), artinya tabah menghadapi cobaan dan ujian dalam mencari ilmu.4. Ana sangune (biaya), artinya orang mencari ilmu perlu biaya seperti juga manusia hidup yang memerlukannya.5. Piwulange guru (petunjuk guru), artinya orang mencari ilmu harus digurukan tidak boleh dengan belajar sendiri. Suwe mangsane (lama), artinya orang belajar perlu waktu yang lama.5Dalam mencari ilmu, peran lingkungan pergaulan sangat berpengaruh dalam mencapai cita-cita para pelajar atau murid dalam dunia 5 Aliy As‟ad. Terjemah Ta‟limul Muta‟allim... Hal. 324pendidikan, maka dari itu dalam mencari ilmu harus pandai-pandai dalam menjaga etika kita sendiri, terutama etika terhadap guru harus dijaga.Dengan perubahan zaman yang semakin maju secara otomatis juga telah merombak tatanan kehidupan.

Pada masa dulu dalam proses belajar mengajar antara murid dan guru saling menghormati dan menghargai. Berbeda dengan kehidupan remaja pada masa sekarang yang modern telah memberikan warna yang bervariasi dalam berbagai segi.Sistem pendidikan di Indonesia pada umumnya mengadopsi sistempendidikan barat, dimana orang-orang mengatakannya dengan pendidikanmodern tetapi pada prinsipnya pendidikan modern yang berasal dari baratitu lebih bertujuan untuk tercapainya tujuan material yang berkembangmenjadi rasa cinta terhadap pekerjaan dan mengesampingkan nilai-nilai dan norma-norma kemasyarakatan.

Zaman pos modern seperti sekarang ini secara hakiki mengubah lingkungan budaya dan rohani dalam dunia pendidikan, bahkan yang sangat disayangkan adalah rusaknya moral, etika dan perilaku dalam diri remaja saat ini. Secara spesifik bahwa etika dalam dunia pendidikan terutama etika murid terhadap guru saat ini sudah mulai pudar dan bahkantelah hilang, walaupun etika itu sendiri masih ada namun banyak salah penempatan. Salah satu contohnya yaitu berkurangnya perilaku kesopanan murid terhadap guru dalam proses belajar mengajar.Suprapto Estede. Fakta dan Realita Dekadensi Moral di Kalangan Remaja, diakses pada tangga 4 Juni 2018. Pukul 8:30 WIB.

Etika murid terhadap guru merupakan salah satu hal yang banyakdiperdebatkan karena etika mempunyai problema dalam tatanan kehidupan zaman yang modern. Etika merupakan cita pembawaan insani, yang tidak lepas dari sumber yang awal yaitu Allah SWT. Etika adalah salah satu prosedur dalam pembelajaran. Dalam menjalin hubungan antar sesama manusia harus dilandasi dengan akhlakul karimah, dengan mempunyaiakhlakul karimah tentunya manusia akan mudah dalam melakukan segala sesuatu. Oleh karena itu, murid sebagai pihak yang diajar, dibina dan dilatih untuk dipersiapkan menjadi manusia yang kokoh iman dan islamnya harus mempunyai etika danberakhlakul karimah baik kepada guru maupun dengan yang lainnya.Murid yang mempunyai etika mulia juga akan mampu mewujudkan norma-norma dan nilai-nilai positif yang akan mempengaruhi keberhasilan di dalam proses pendidikan dan pengajaran. Dengan 7 Rahmat Djatmika. Sistem Etika Islam (Akhlaq Mulia). Jakarta: Pustaka Panjimas. 1996. Hal. 116.

Dengan membiasakan etika yang baik antara peserta didik dan pendidik dalam proses pembelajaran yang nantinya akan memberikan dampak yang positif dalam interaksi kehidupan masyarakat. Merespon pentingnya akhlak yang harus diterapkan dalam pembelajaran Syaikh Az-Zarnuji membuat Kitab Ta'lim Al-Muta‟allim, di dalamnya membahas tentang hal-hal yang diperlukan oleh pelajar dalam kegiatan belajar serta hal-hal yang berhubungan dengan pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Karakteristik pemikiran pendidikan dalam kitab ini dapat digolongkan dalam corak praktis yang tetap berpegangan teguh pada Al-Qur‟an dan Al-Hadits.

Etika

Etika ialah segala perbuatan yang timbul dari orang yang melakukan dengan cara ikhtiar dan sengaja, kemudian ia mengetahui waktu untuk melakukanya apa yang ia perbuat.10Dengan keterangan di atas, penulis menyimpulkan bahwa etikaialah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk10 Ahmad Amin. Etika (Ilmu Akhlak). Jakarta: Bulan Bintang. 1995. Hal. 179sejauh dapat diketahui oleh akal pikiran atau norma-norma yang dijadikan landasan seseorang dalam bertindak

Murid

Murid merupakan raw input (bahan mentah) dalam proses pembelajaran yang memiliki berbagai karakteristik. Murid sendirimerupakan pembelajar (pihak yang menjadi fokus pembelajaran) yang sedang mengikuti proses pembelajaran pada suatu lembaga pendidikanatau jenjang pendidikan tertentu.11Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa muridadalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atausekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.

Guru

Guru merupakan orang dewasa yang bertanggungjawab memberi pertolongan pada anak didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT.12Penulis menyimpulkan bahwa guru adalah siapa saja yang bertanggungjawab terhadap perkembangan peserta didik untuk membimbing terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan potensi peserta didik, baik potensi afektif, kognitif maupun psikomotorik.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, tentang etika murid terhadap guru menurut kitab Ta‟lim Al-Muta‟allim karya Syaikh AzZarnuji, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:Pertama, etika murid terhadap guru dalam kitab Ta‟lim AlMuta‟allim adalah: (1) Hendaknya seorang murid tidak berjalan di depannya, (2) Tidak duduk di tempatnya kecuali ada ijin darinya, (3)Tidak memulai bicara padanya kecuali dengan ijinya, (4) Hendaknya tidakberbicara di hadapan guru, (5) Tidak bertanya sesuatu bila guru sedang capek atau bosan, (6) Harus menjaga waktu, (7) Jangan mengetuk pintunya, tetapi sebaliknya menunggu sampai beliau keluar.Kedua, hal-hal yang ditekankan oleh Az-Zarnuji tersebut lebih berkenaan dengan etika religius yang menurutnya mutlak diperlukan sebagai komponen yang menjadi salah satu indikator dan prasyarat keberhasilan pendidikan.Ketiga, dalam konteks kekinian, dengan religious ethics tersebut sangat sesuai dengan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalam UU RI No. 20 Th. 2003 Bab III, Pasal 3 yang menjelaskan bahwa pendidikan nasional bertujuan membentuk: (1) Pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) Manusia yang beretika mulia,

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Rahman. Studi Kritik Matan Hadits: Pentingnya Tarbiyah Khuluqiyah. Jurnal Penelitian Agama Volume 13 Nomor 1 Januari-Juni. 2012…, diakses pada tanggal 27 Desember 2018. Pukul 11:00 WIB

Ahmadi, Wahid. Risalah Akhlak: Panduan Perilaku Muslim Modern. Solo: Era Intermedia. 2004

Al-Abrasyi, Athiyah. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang. 1970

Amin, Ahmad. Etika (Ilmu Akhlak). Jakarta: Bulan Bintang. 1995

Arifin. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 1996

As‟ad, Aliy. Terjemah Ta‟limul Muta‟allim Bimbingan Bagi Penuntut Ilmu Pengetahuan. Kudus: Menara Kudus. 2007

Asari, Hasan. Etika Akademis dalam Islam. Yogyakarta: Tiara Wacana. 2008

Azra, Azyumardi. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Kompas. 2002

Barokah, Ahmad. Persepsi Santri Mengenai Etika Murid Terhadap Guru Dalam Kitab Ta‟limul Muta‟allim dan Aktualisasinya Di Madrasah Diniyah Nurul Ummah Kota Gede. Skripsi Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2015

Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka. 2007

Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Interaksi. Jakarta: Rineka Cipta. 2005

Djatmika, Rahmat. Sistem Etika Islam (Akhlaq Mulia). Jakarta: Pustaka Panjimas. 1996

E. Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakterisitik dan Implementasi. Bandung: Rosda Karya. 2003

Estede, Suprapto. Fakta dan Realita Dekadensi Moral di Kalangan Remaja, ......, diakses pada tangga 4 Juni 2018, pukul 8:30 WIB

Furchan, Arief dan Maimun, Agus. Study Tokoh: Metode Penelitian Mengenai Tokoh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2005


Author: Ardiansyah Maulana / MPI SMT I/ Ta'lim Muta'alim 

2 komentar untuk "Etika Murid Terhadap Guru"