Faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan pendidikan di Indonesia
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembiayaan pendidikan di Indonesia:
Faktor geografis. Faktor geografis mempengaruhi budaya, peradaban, dan pendidikan suatu bangsa. Contoh peserta didik yang berada di pedesaan dengan situasi serta kondisi yang jauh dari kebisingan jalan raya akan memilih mengendarai sepeda pada saat pergi ke sekolah. Namun berbeda dengan situasi dan kondisi peserta didik yang berada di pusat kota yang mana kondisi dan situasinya penuh dengan ramai kendaraan kebisingan serta kemungkinan adanya berbagai macam bentuk kejahatan tentu akan memilih pergi ke sekolah mengendarai sepeda motor atau mobil sehingga dapat meminimalisir berbagai macam bentuk kejahatan atau hambatan-hambatan di perjalanan. Hal ini tentu mempengaruhi pengeluaran pembiayaan privasi dalam pendidikan.
Faktor ekonomi. Faktor ekonomi juga turut mempengaruhi sistem pembiayaan di suatu negara. Faktor ekonomi di sini terkait dengan sistem perekonomian yang dianut oleh suatu negara. Apakah ekonomi liberalis atau kapitalis atau sosialis.
Politik dan kebijakan pendidikan. Police atau kebijakan adalah keputusan yang terkait dengan sektor publik atau kepentingan orang banyak. Hal-hal yang termasuk di dalam wilayah publik adalah pendidikan, ekonomi, kesejahteraan masyarakat, kesehatan, pertanian, jalan raya, sarana umum, kehutanan, tata kelola wilayah, dan lain sebagainya. Dalam hal ini yang menentukan tinggi atau rendahnya pembiayaan pendidikan juga dipengaruhi oleh para pemegang kebijakan atau pemerintah. Contoh salah satu bentuk kebijakan adalah adanya dana BOS. Dengan adanya dana BOS maka pembiayaan pendidikan yang ada di Indonesia bisa gratis atau lebih murah apabila dibandingkan dengan tanpa adanya dana BOS.

Faktor kurikulum. kurikulum yang diterapkan pada satuan pendidikan turut mempengaruhi pembiayaan pendidikan. Hal ini bisa dilihat dari aspek tujuan, materi, kebutuhan sarana dan prasarana, maupun penyelenggaraan sistem evaluasi pendidikan pada satuan pendidikan. Contoh: tujuan pendidikan pada satuan pendidikan SMK program studi perbengkelan. Program studi perbengkelan memiliki tujuan pendidikan memberikan keterampilan peserta didik untuk memiliki ilmu pengetahuan baik secara kognitif afektif dan psikomotor. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut tentu peserta didik membutuhkan kemampuan untuk mengoperasionalkan keilmuannya tentang pengelasan tidak hanya sebatas penguasaan terhadap konsep-konsep perbengkelan. Untuk mendukung capaian pembelajaran tersebut tentu peserta didik harus didukung sarana dan prasarana yang memadai guna mempraktikkan konsep-konsep tentang perbengkelan. Akan sangat berbeda dengan tujuan pendidikan pada mata pelajaran Pancasila atau pendidikan budi pekerti. Peserta didik tidak terlalu membutuhkan dukungan sarana prasarana sebagaimana jurusan perbengkelan.
Tuntutan akan pendidikan. Pendidikan dipandang sebagai sarana untuk mempersiapkan peserta didik agar siap hidup berdampingan dengan masyarakatnya, menjadi manusia yang dewasa ditandai dengan kemampuannya dalam mengatasi berbagai macam persoalan yang dihadapinya. Salah satu upaya untuk menjawab tantangan tersebut adalah dengan menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan tuntutan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tingginya tuntutan pendidikan ditandai dengan meningkatnya jumlah kebutuhan pendidikan pada sebuah lembaga pendidikan.
Posting Komentar untuk "Faktor-faktor pembiayaan pendidikan"