Keutamaan orang yang berilmu
Hadis-Hadis Tentang Keutamaan orang Berilmu
Terdapat
beberapa hadis yang menjelaskan tentang keutamaan orang-orang yang memiliki
ilmu diantaranya:
1.
Allah mudahkan jalan menuju surga.
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ
طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا
رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بِمَا يَصنَعُ ، وَإِنَّ الْعَالِمَ
لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالْحِيتَانُ
فِي جَوْفِ الْمَاءِ ، وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ
لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ ، وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ
الْأَنْبِيَاءِ ، وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا
دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِر
“Barangsiapa yang menempuh jalan
yang dijalan tersebut dia mencari ilmu maka Allah akan membuat dirinya menempuh
jalan diantara jalan-jalan menuju surga. Sesungguhnya para malaikat meletakkan
sayap-sayapnya untuk para penuntut ilmu karena suka dengan apa yang dia
lakukan. Sesungguhnya seluruh makhluk di langit dan di bumi akan memohonkan
ampunan kepada orang yang berilmu, termasuk ikan ditengah-tengah air.
Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu (yang mengamalkan ilmunya)
dibandingkan ahli ibadah (yang beramal tanpa ilmu) bagaikan keutamaan rembulan
dimalam hari (saat bulan purnama) dibandingkan seluruh bintang. Sesungguhnya
ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidak mewariskan dinar dan tidak
dirham dan mereka mewariskan ilmu. Maka siapa yang mengambilnya maka dia telah
mengambil bagian yang banyak.” (Shahih jaami’ 5/302)
2.
Dicintai Allah dan RaulullahNya
Rasulullah
Muhammad SAW memuji orang yang berilmu, sebagaimana tersebut dalam hadis
berikut:
روي عن النبي صلّى الله عليه وسلّم أنّه قال: أوحى الله إلى
إبراهيم عليه السّلام: إنّي عليم أحبّ كلّ عليم
“diriwayatkan dari Nabi Saw. beliau bersabda:
Allah Swt memberi wahyu kepada Ibrahim as.: sesunggunya Aku (Allah Maha)
mengetahui, Aku (Allah) mencintai orang-orang yang berilmu”
Rasulullah SAW juga bersabda:
روى أبو أمامة قال: سُئِل رسول الله صلّى الله عليه وسلّم عن رجلين: أحدهما عالم والاخر
عابد, فقال صلّى الله عليه وسلّم: فضل العالم على العباد كفضلى على أدنا كم رجلا
“Diriwayatkan
dari Abu Umamah, berkata: Rasulullah Saw. ditanya tentang 2 orang, yang satu
orang alim dan yang satunya ahli ibadah. Rasulullah Saw. bersabda: keutamaan orang
alim terhadap ahli ibadah seperti keutamaanku terhadap orang yang paling rendah
di antara kalian (sahabat)”
Orang berilmu memiliki
banyak keutamaan, selain bermanfaat untuk menerangi dirinya, dan keluarganya, orang
berilmu juga dapat menerangi orang-orang yang ada disekitarnya dengan cara mengajarkannya.
Melalui orang yang berilmu orang lain mampu membaca, menulis, dan beribadah sesuai
dengan tuntunan Rasulullah SAW, malalui orang yang berilmu pula suatu ilmu dapat
dijaga dan diwariskan kepada generasi selanjutnya. Oleh karena itu tidak mengherankan
jika orang yang berilmu mendapatkan kedudukan yang terpuji di sisi Allah dan RasulNya.
3. Ibadahnya lebih utama dari orang yang bodoh
Di dalam kitab Tanqih
al-Qoul al-Hatsits
bi Syarh Lubab al-hadits karya Imam Nawawi halaman 8,
terdapat hadis tentang keutamaan orang yang berilmu, yaitu:
وقال صلى الله عليه وسلم فَقِيْهٌ وَاحِدٌ مُتَوَارِعٌ أَشَدُّ
عَلَى الشَّيْطَانِ مِنْ أَلْفِ عَابِدٍ مُجْتَهِدٍ جَاهِلٍ وَارِعٍ
Nabi
Saw. Bersabda: Seorang faqih (alim dalam ilmu agama), wira’i (menjaga
diri dari hal-hal yang diharamkan) adalah lebih berat (sulit) bagi syaitan
disbanding seribu ahli ibadah yang bersungguh-sungguh, (tapi) bodoh, (meskipun) wira’i.
وقال صلى الله عليه وسلم فَضْلُ
العَالِمِ عَلىَ العَابِدِ كَفَضْلِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ عَلىَ سَائِرِ
الكَوَاكِبِ
Nabi
saw. bersabda, “Keutamaan orang yang berilmu (yang mengamalkan ilmunya) atas
orang yang ahli ibadah adalah seperti utamanya bulan di malam purnama atas
semua bintang-bintang lainnya.”
وقال النبي صلى الله عليه وسلم نَوْمُ العَالِمِ أَفْضَلُ مِنْ
عِبَادَةِ الجَاهِلِ
Nabi
saw. bersabda, “Tidurnya seorang yang berilmu (yakni orang alim yang memelihara
adab ilmu) lebih utama dari pada ibadahnya orang yang bodoh (yang tidak
memperhatikan adabnya beribadah).”
Orang yang berilmu tentu saja berbeda dengan orang
yang tidak berilmu. Orang yang berilmu akan beribadah dengan sempurna karena menggunakan
ilmunya, sementara orang yang bodoh beribadah tanpa menggunakan illmu sehingga amalannya
menjadi sia-sia karena beribadah tanpa mengetahui tata cara beribadah yang dibenarkan.
Lebih-lebih bagi seseorang yang ditokohkan di dalam masyarakatnya seperti guru,
kepala desa, bupati atau presiden, apabila beribadah tanpa ilmu hal ini akan menjadi
bahaya karena kemuungkinan akan dicontoh besar kemungkinannya. Oleh karena itu tidak mengherankan jika para ulama
terdahulu berlomba-lomba mengdalami ilmu untuk mendapatkan pemahamann yang utuh
terhadap pengetahuan agama dan melestarikannya kedalam tulisan-tulisan. Bahkan,
di antara mereka ada yang rela tidak berkeluargan demi mengabdikan diri
sepenuhnya untuk ilmu. Misalnya, Ibnu Jarir at-Thobari seorang mufasir (ahli
tafsir) dan sejarahwan, Zamakhsyari seorang mufasir dan teolog, Imam Yahya bin
Syarof ad-Din an-Nawawi seorang ahli hadits (muhaddits), Ibnu Taimiyah dan
sebagainya.
Posting Komentar untuk "Keutamaan orang yang berilmu "