Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tafsir surat at-taubah ayat 122

 Tafsir surat at-taubah ayat 122

وما كان المؤمنون لينفروا كافة (dan tidaklah sepatutnya orang-orang mukmin pergi kemedan perang semuanya.) artinya tidak sepatutnya kaum muslimin pergi berperang secara keseluruhan, sedang Rasulullah SAW tetap ditempat (tidak ikut berperang). Jika beliau tetap tinggal ditempat (tidak ikut berperang) maka hendaklah beberapa orang tinggal bersama Nabi Muhammad SAW.[1]

Ayat ini menuntun kepada kaum muslimin agar membagi tugas dengan menegaskan bahwa “tidak sepatutnya bagi orang-orang muslim yang dianjurkan untuk pergi berperang pergi semua ke medan perang sehingga tidak tersisa lagi orang-orang untuk melaksanakan tugas lain. Jika memang tidak ada panggilan yang bersifat mobilisasi umum maka mengapa tidak pergi sebagian saja sementara yang lain bisa mendalami ilmu agama sehingga memberikan manfaat untuk diri mereka sendiri dan untuk golongan mereka serta untuk memberikan peringatan kepada mereka tentang hukum-hukum Allah kepada mereka yang ditugaskan Rasulullah SAW untuk berperang.[2] Al-Aufi menceritakan dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Dari setiap Masyarakat Arab, ada sekelompok orang yang berangkat mendatangi Rasulullah SAW, kemudian mereka menanyakan tentang masalah agama yang mereka inginkan, sekaligus mendalami ilmu agama. Untuk selanjutnya menyampaikan kepada keluarganya yang berperang.”[3]

فلولانفر من كل فرقة منهم طائفة (mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang)  Menurut al-Baihaqi dalam Quraish Shihab kata thaifah dapat dimaknai satu atau dua orang, ada juga yang berpendapat lebih akan tetapi jumlahnya lebih kecil dari firqoh yang bermakna sekelompok manusia yang berbeda dengan kelompok lainnya seperti suatu kelompok bangsa atau suku.[4] Al-Qurthubi menjelaskan dalam taffsirnya sebaiknya ada satu kelompok pergi berjihad, dan kelompok lain menetap untuk mendalami ilmu agama serta menjaga kaum wanita. Sehingga manakala kelompok yang berjihad pulang maka kelompok penuntut ilmu dapat mengajarkan hukum-hukum agama yang telah dipelajarinya[5] Lebih lanjut Al-Qurtubi[6] menuturkan bahwa perintah jihad bukanlah fardu ‘ain, melainkan fardu kifayah. Karena jika setiap orang pergi berjihad, maka tidak akan ada lagi generasi muda.

في الدين ولينذروا قومهم اذا رجعوا اليهم  ليتفقهوا(untuk memperdalam pengetahuan mereka dan untuk memberikan peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya) liyatafaqqahu berasal dari kata fiqh yakni pengetahuan yang mendalam menyangkut hal-hal yang sulit dan tersembunyi, tidak hanya sebatas pengetahun saja. Huruf ta pada kata tafaqqahu memiliki ma’na kesungguhan upaya sehingga menjadi berhasil dan menjadi pakar-pakar di bidangnya. Pada masa itu tidak ada pemisahan antara ilmu agama dan ilmu umum. Menurut Al-Qurtubi ayat ini merupakan dasar perintah menuntut ilmu.  لعلهم يحذرون (supaya mereka itu dapat menjaga dirinya) dari siksaan Allah, yaitu dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.[7] 



[1] Tafsir Ibn Katsir, Juz 4 Vol.2, hal. 230

[2] Tafsir Al-Misbah, Juz 5 hal.749

[3] Ibid.

[4] Quraish Shihab, Vol.5,  hal.750.

[5] Ibid

[6] Al-qurthubi, Juz 8 hal. 731.

[7] Tafsir Jalalain, Juz 1, hal. 774-775. 

Posting Komentar untuk " Tafsir surat at-taubah ayat 122"