Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Interaksi Pendidikan dalam Perspektif Hadis

 Interaksi Pendidikan

Interaksi pendidikan adalah hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik dalam sebuah kegiatan belajar dan mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas, baik secara daring maupun secara luring dengan tujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada implementasinya, guru dituntut untuk mampu mendesain kegiatan pembelajaran di dukung pemilihan materi, media pembelajaran serta metode pembelajaran yang variatif.  Guru tidak hanya dituntut untuk mampu mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, akan tetapi guru juga dituntut untuk mampu memberikan keteladanan atau contoh bagi peserta didiknya. Berikut ini hadis-hadis yang berkaitan dengan interaksi antara guru dan peserta didik dalam proses pendidikan:

1.    Guru harus bersikap kasih dan sayang kepada peserta didik

وحدثنى عمرى النقِد وابن ابي عمر. جميها عن سفيان. قال عمرو، حدثنا سفيان بن عيينة عن الزهي، عن أبي سلامة، عن أبى هريرة "أن الأقرع بن حابس أبصر النبي صلى الله عليه وسلم يقبل الحسن. فقال "إن لي عشْرة من الولد ما قبلت واحدا منهم. فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم، إنه من لم يرحم لايرحم" رواه أبوداود)

Artinya: Artinya: Menceritakan kepadaku ‘Amar Al-Naqid Dan Ibn Abi ‘Umar. Sekalian dari Sufyan. Berkata ‘Amr, “Menceritakan kepada kami Sufyan ibn ‘Uyainat, dari Zuhri, dari Abi Salamat, dari Abu Hurairah, bahwa Aqra’ bin Habis pernah melihat Nabi SAW sedang mencium Hasan. Dia (Aqra’ bin Habis) lalu berkata, “Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh orang anak tetapi aku tidak pernah mencium seorang pun dari mereka, kemudian Rasulullah bersabda, ”Sesungguhnya barang siapa yang tidak mengasihi, tidak akan dikasihi.” (HR. Abu Daud)[1]

Hadis di atas menujukkan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan kepada umat Islam agar senantiasa berkasih sayang terhadap anak kecil. Mengajarkan kepada anak didik agar memiliki rasa kasih sayang. Sebagaimana Rasulullah dalam menyayangi anak, ditunjukkan dengan mencium cucunya ‘Hasan’. Hadis ini juga memberikan pelajaran untuk selalu bersikap kasih sayang terhadap sesama sekaligus ancaman bagi siapapun yang tidak melakukannya.

Dari hadis di atas pula, dapat difahami bahwa umat Islam dituntut untuk memiliki sifat kasih dan sayang terhadap sesama. Lebih-lebih terhadap anak kecil atau kepada peserta didik. Seorang guru dalam mengajar hendaknya dilandasi sikap kasih dan sayang kepada peserta didik. Menyampaikan materi dengan suara lantang dan jelas dengan tujuan agar peserta didik mudah memahami, tidak memberikan tugas yang memberatkan peserta didik dan tidak melakukan kekerasan fisik maupun psikis. Sebaliknya guru bias mengganti dengan sikap kasih dan sayang missal dengan mengucapkan terima kasih kepada peserta didik yang sudah menyimak materi pelajaran dengan baik, memberikan hadiah bagi peserta didik yang berprestasi, dan menasihati secara pribadi bagi siswa yang kedapatan melanggar aturan sekolah.

2.    Mendokan Peserta Didik dengan Doa yang baik  

 عن ابن عباس قال: ضمني رسول الله صلى الله عليه وسلم وقال: «اللهم علمه الكتاب»

Dari Ibnu Abbas r.a menceritakan bahwa rasululah saw. memelukku sambil berdo’a, “Ya Allah ajarilah dia Al-kitab.” (H.R. Bukhari : 75 dan  7270)

 وَمَسَحَ بِرَأْسِي فَقَالَ: اللَّهُمَّ عَلِّمْهُ الحِكْمَةَ

Dan beliau mengusap kepalaku kemudian berkata: Ya Allah Ajarkanlah dia Al-Hikmah.

Ibnu Abbad atau Abdullah bi Abbas adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang memiliki pengetahuan luas tentang hadis-hadis Nabi Muhammad SAW. Ibnu Abbas lahir saat Nabi sudah 10 tahun menjalankan dakwah dan sedang diblokasi ekonomi oleh Quraisy. Sebagai sahabat Ibnu abbas menunjukkan akhlak dan adabnya terhadap Rasulullah sebagai guru dengan cara berkhidmat, memberikan pelayanan kepada Rasulullah dengan membawakan air wudu, yang kemudian rasulullah memeluk dan mengusap kepalanya seraya mendo’akan Ibnu Abbas agar menjadi seorang yang ahli terhadap Al-Qur’an sebagai bentuk ungkapan rasa kasih sayang dan rasa bangga. Berdasarkan hadis ini dapat diketahui bahwa sebagai pendidik guru berharap keberkahan akan ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepada peserta didiknya dengan cara mendokan peserta didiknya sebagaimana Rasulullah mendo’akan ibnu Abbas untuk menjadi seorang yang ahli Al-qur’an. Berkat doa dari Rasulullah Ibnu Abbas menjadiseorang habrul Ummah, Turjumanul Qur’an.

3.        Berbicara dengan lembut dan Wajah Tersenyum

Seorang guru ketika menyampaikan ilmu dan melakukan interaksi edukatif kepada murid-muridnya hendaklah dengan raut wajah yang tulus dan senyum. Rasulullah Saw menjadi contoh sempurna tentang hal ini. Perihal senyum Rasulullah, Abu Darda` berkata:

حدثنا عبد الله حدثني ابي ثنا زكريا بن عدي انا بقية عن حبيب بن عمر الانصاري عن شيخ يكني ابا عبد الصمد قال سمعت ام الدرداء نقول: كان ابو الدرداء اذا حدث حديثا تبسم فقلت لا يقول الناس انك اي امحق فقال: <ما رايت او ما سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يحدث حديثا الا تبسم>

Artinya:

Tidak pernah saya melihat atau mendengar Rasulullah Saw mengatakan suatu perkataan kecuali sambil tersenyum.[2]

4.        Lemah lembut

Nabis SAW juga mengingatkan agar pendidik menunjukkan sikap lemah lembut kepada murid. Bukhari meriwayatkan:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلاَمٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِى مُلَيْكَةَ عَنْ عَائِشَةَ - رضى الله عنها أَنَّ يَهُودَ أَتَوُا النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - فَقَالُوا السَّامُ عَلَيْكُمْ . فَقَالَتْ عَائِشَةُ عَلَيْكُمْ ، وَلَعَنَكُمُ اللَّهُ ، وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ . قَالَ « مَهْلاً يَا عَائِشَةُ ، عَلَيْكِ بِالرِّفْقِ ، وَإِيَّاكِ وَالْعُنْفَ وَالْفُحْشَ »


Artinya:
…hendaknya kamu bersikap lemah lembut, kasih sayang, dan hindarilah sikap keras serta keji.[3]

Demikian di antara hadis-hadis yang berkaitan dengan interaksi antara guru dan peserta didik. Semoga bermanfaat. 



[1] Samsul Nizar dan Zainal Effendi H., Hadis Tarbawi: Membangun Kerangka Pendidikan Ideal Perspektif Rasulullah, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), Hlm. 45-46.

[2] Ahmad bin Hanbal asy-Syaibani, Musnad Ahmad bin Hanbal, Juz 6 (Kairo: Muassasah Qurtubah, tth), h. 198.

[3] Al-Bukhari, Shahih Bukhari, juz 20, h. 152.

Posting Komentar untuk "Interaksi Pendidikan dalam Perspektif Hadis "