Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Agar Anak Sukses Dunia dan Akhirat

   Pendahuluan
   Semua orang tua, pasti mengingikan anaknya selamat dunia dan akhirat, akan tetapi tidak semua orang memahami bahwa tugas mendidik adalah menjadi tangganug jawabnya. sehingga tidak jarang orang tua sibuk dengan kehidupannya dan mengabaikan pendidikan anak-anaknya. Mereka siibuk mengumpulkan uang demi bisa membahagiakan anak-anaknya, mereka beranggapan dengan meninggalkan harta maka anaknya akan berbahagia kehidupan dunianya. Tidak sedikit orang tua hanya mempersiapkan anak-anaknya kehidupan dunia dengan cara meninggalkan harta kekayaan yang berlimpah tanpa mempersiapkan ilmu pengetahuan agama yang mampu menjaga keimanan anak-anaknya. Bahkan yang lebih menyedihkan lagi orang tua beranggapan bahwa dari pada sekolah lebih baik uangnyya untuk buat ruko, atau kebun. padahal ruko dan kebun hhanyalah sementara bisa saja terjadi kebakaran, atau kebangkrutan. Mereka tidak memahami bahwa ilmu agama mampu merawat keimannnya dan mencegah anak-anaknya dari perbuatan kemusrikan dan kekufuran. Pada kesempatan kali ini akan diuraikan dasar-dasar kewajiban menuntut ilmu bagi orang yang beriman. 

Pembahasan
Dasar-Dasar Kewajiban Menuntut Ilmu bagi orang yang beriman

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah lainnya, kemuliaan tersebut terletak pada kemampuan akal dan daya nalarnya. Melalui akalnya manusia mampu membedakan perkara yang baik dan buruk, dengan akalnya pula manusia diangkat deratnya beberapa derajat lebih tinggi dibandingkan dengan makhluk lainnnya manakala memiliki ilmu. Oleh sebab itu bagi kaum mulim menuntut ilmu adalah kewajiban. Terdapat beberapa hadis yang mengisyaratkan bahwa kita wajib belajar

1.        Menuntut Ilmu hukmunya wajib bagi setiap Muslim

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim." (HR Ibnu Majah)

Setiap muslim diwajibkan untuk belajar, baik muslim laki-laki maupun perempuan. Artinya, kewajiban belajat ridak terbatas kelompok laki-laki saja, akan tetapi perempuan juga memiliki kewajiban yang sama untuk belajar. Apabila tidak mau belajar, maka seorang muslim tersebut akan berdosa dihadapan Allah SWT, dan apabila melaksanakannya maka akan mendapatkan pahala dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW sebagai berikut:

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)

2.    Kewajiban Belajar, Mengajar, dan Menghormati Guru

Rasulullah SAW bersabda:

تَعَلَّمُوْاوَعَلِّمُوْاوَتَوَاضَعُوْالِمُعَلِّمِيْكُمْ وَلَيَلَوْا لِمُعَلِّمِيْكُمْ  ( رَواهُ الطَّبْرَانِيْ)

Artinya, "Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu." (HR Tabrani)

Seorang muslim tidak hanya diwajibkan untuk belajar, akan tetapi juga diwajibkan untuk mengamalkan ilmunya baik untuk dirinya sendiri, maupun lingkungannya. Zarnuji dalam ta’lim muta’alim menjadikan mengajar sebagai kebermafaatan ilmu. Sebuah ilmu dikatakan sebagai ilmu yang bermanfaat manakala mampu mengamalkan ilmunya, dan menyebarluaskann ilmunya untuk orang lain. Lebih lanjut Zarnuji mengatakan “Salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh peserta didik untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat adalah menghormati ilmu, guru, dan keluarga guru.

3.    Orang tua Memiliki Kewajiban untuk mendidik Putra dan Putrinya

Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA:

 كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ

 Artinya: "Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani." (HR Bukhari dan Muslim).

Setiap anak dilahirkan dalam kondisi fitrah (suci). Suci bias dimaknai sebagai kertas putih yang masih murni dan belum ada bentuk atau warna apapun, untuk itu orang tuanya yang akan memberikan bentuk atau warna pada putra dan putrinya. Artinya, setiap manusia dilahirkan tidak memiliki pengetahuan, keterampilan maupun agama apapun, akan tetapi orang tuanyalah yang akan mendidik, membimbing dan mengarahkan anaknya untuk menganut agama tententu.

4.Kewajiban Menuntut Ilmu Manakala Ingin Hidup Selamat Dunia dan Akhirat

Rasulullah SAW Bersabda;

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ

“Barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka hendaknya dengan ilmu. Dan barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) akhirat, maka hendaknya dengan ilmu. Dan barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia akhirat, maka hendaknya dengan ilmu.”(HR. Ahmad)

Hadis dia atas menegaskan kepada umat Islam agar belajar manakala menginginkan kesellamatan kehidupan di dunia maupun kehidupan akhirat. Hal ini tentu saja yang yang dimaksudkan adalah kewajiban mempelajari ilm-ilmu agama. Ilmu yang mengajarkan kepada manusia tentang tujuan utama penciptaan manusia, ilmu tentang bagaimana hidup bersosial yang baik baik di dalam keluarganya, masyarakatnya dan negaranya dan lain-lain.

Berdasarkan hadis-hadis di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Islam mewajibkan kepada umatnya baik laki-laki maupun perempuan untuk belajar. Belajar tidak semata-mata untuk mendapatkan sejumlah pengetahuan sehingga menjadi manusia yang berwawasan luas, akan tetapi Islam juga mewajibkan kepada umat Islam agar memanfaatkan ilmunya dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Untuk itu Islam juga mewajibkan kepada umat Islam agar menghormati ilmu, guru, dan keluarga dari para guru agar mendapatkan keridhoan dari guru dan mendapatkan keberkahan dan manfaat dari ilmu yang diterima dari gurunya. Ilmu yang mendatangkan keridhoan Allah SWT, Ilmu yang menambah kedekatan manusia dengan Allah SWT. Untuk membentuk manusia yang sesuai dengan fitrahNya maka orang tua memiliki peran yang besar dalam prosesnya, bahkan orang tuanyalah yang memiliki arah penentu bagi anak-anaknya untuk menjadi yahudi, nassrani atau majusi. Untuk itu bagi calon orang tua hendaknya untuk memilih calon ibu atau calon ayah yang dapat mengarahkan anak-anaknya sesuai dengan Fitrahnya yakni agama yang suci yakni agama Islam. Mengajarkan tentang keimanan, tatacara beribadah, dan bersosial sebagaimana dicontohkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW.

Posting Komentar untuk "Agar Anak Sukses Dunia dan Akhirat "