Pendidikan dalam Perspektif Hadis
Pengertian Pendidikan dalam Perspektif Hadis
Penunjukkan al-ta'dib dan at-taliim pada pengertian pendidikan ini
bisa dilihat pada hadis:
أخبرنا محمد
ابن سلام حدثنا المحاربي قال حدثنا ثالح بن حيانا قال قال عامر الشعبي حدثني ابو
بردة عن أبيه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ثلاثة لهم أجران رجل من أهل الكتاب آمن
بنبيه وآمن بمحمد صلى الله عليه وسلم
والعبد المملوك إذا أدي حق الله وحق مواليه ورجل كانت عنده أمة فأدبها فأحسن
تأديبها وعلمها فأحسن تعليمها ثم اعتقها فتزوجها فله أجران ثم قال عامر اعظينها
كلها بغير شيئ قد كان يركب فيما دونها إلي المدينة
Artinya: Telah
diriwayatkan kepada kami Muhammad ibnu Muqattil telah diberitakan kepada kami
Abdullah, telah diberitakan kepada kami Shalih Ibnu Hayyin: sesungguhnya
seorang laki-laki dari penduduk Khurasan telah berkata kepada Sya'biy. Lalu
Asy-Sya'biy berkata telah diberitakan kepadaku Abu Darda' dari bapakku Musa
al-Asy'ariy r.a. berkata: telah bersabda Rasulullah Saw.:"apabila seorang
laki-laki mendidik budaknya secara baik serta diajarnya secara baik, kemudian memerdekakannya
dan dikawininya, maka ia mendapat dua pahala, dan apabila ia percaya kepada
Isa, lalu percaya kepadaku, maka baginya dua pahala, dan apabila seorang budak
bertakwa kepada Tuhannya dan taat kepada majikannya, maka baginya dua pahala”[1]
Selain dimaknai sebagai al-ta’dib, dan al-ta’lim
pendidikan juga bisa dimaknai dengan tarbiyah. Kata al-tarbiyyah,
lebih luas penggunaannya dibanding dua kata lainnya: alta'lim dan al-ta'dib.
Kata al-tarbiyyah secara leksikal mempunyai akar di antaranya; pertama,
berasal dari kata raba-yarbu yang berarti bertambah, tumbuh, dan berkembang.[2]
Kedua, berasal dari kata rabba-yurabbiy bermakna memberi makan, mendidik, baik
segi fisik maupun rohani.[3]
Ketiga, bentuk al-tarbiyyah terambil dari kata rabbayarubbu yang berarti
melindungi, menyantuni, mendidik aspek fisik dan moral, dan menjadikannya
profesional.
حدثنا قتيبة بن
سعيد حدثنا يعقوب يعني ابن عبد الرحمن القاري عن سهيل عن ابيه عن ابي هريرة أن
رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لا يتصدق احد بتمرة من كسب ظيب الا اخذها الله
بيمينه فيربيها كما يربي احدكم فلضوه او قلوصه حتى تكون مثل الجبال او اعطم وحدثني
أمية بن بسظام حدثنا يزيد يعني ابن زريع حدثنا روح ابن لبقاسم وحدثنيه احمد بن
عثمان الاودي حدثنا خالد بن مخلد حدثني سليمان يعني ابن بلال كلاهما عن سهيل بهذا
الإسناد في حديث روح من الكسب الطيب فيضعها في حقها وفي حديث سليمان فيضعها في
موضعها وحدثنيه ابوا الطاهر اخبرنا عبد الله بن وهب أخبرني هشام بن سعد عن النبي
صلى الله عليه وسلم نحو حديث يعقوب عن سهيل.
“Artinya: Telah diriwayatkan kepada kami Qutaibah bin Said,
diriwayatkan kepada kami Ya'qub yakni Ibnu Abdurrahman al-Qariy dari suhail
dari ayahnya dari abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah saw. telah bersabda:
tidaklah salah seorang bersedekah dengan kurma dari usahanya yang baik
melainkan Allah mengambilnya dengan tangan kanannya, lalu mendidiknya
sebagaimana ia mendidik hingga menjadi seperti gunung atau yang lebih besar
lagi, dan diriwayatkan kepadaku Umayyah Ibnu Bistham, telah diriwayatkan kepada
kami Yazid yakni Ibnu Zuraiy, telah diriwayatkan kepada kami Rauh Ibnu al-Qasim
dan Ahmad Ibnu Utsman al-Audiy meriwayatkan kepadaku, Khalid Ibnu Makhlad
meriwayatkan kepada kami, telah diriwayatkan kepadaku Sulaiman yakni Ibnu Bilal
keduanya dari Suhail, dengan sanad ini pada riwayat Rauh dari usahanya yang
baik, lalu meletakkannya pada haknya dan berdasarkan riwayat Sulaiman, lalu ia
meletakkan pada tempatnya”.
Hasan Langgulung mendevinisikan pendidikan Islam adalah suatu
proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan
dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di
dunia dan memetik hasilnya di akhirat[4].
Selanjutnya Azyumardi Azra menyebutkan Pendidikan Islam adalah salah satu aspek
saja dari ajaran Islam secara keseluruhan. Karenanya, tujuan pendidikan Islam
tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan
pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertaqwa kepada-Nya dan dapat mencapai
kehidupan berbahagia di dunia dan akhirat.[5]
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah proses transformasi ilmu pengetahuan kepada generasi muda agar
menjadi hamba Allah yang bertaqwa kepada Allah serta dapat hidup berdampingan
dengan masyarakat lain.
[1] Al Imam Abu
Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhariy, Kitab al-Jami as-Shahih alMukhtasir,
Cet. III; Beirut: Dar Ibnu Katis, h.147.
[2] Abi al-Husain
Ahmad Ibnu Faris Ibnu Zakariyyah al-Raziy, Mu'jam Maqayis al-Lughah, Jilid I,
Cet. I; Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1999, h. 509.
[3] Louis Ma'luf,
al-Munjid fi al-Lughah wa al-Adab wa al-Ulum, XVII; al-Matba'ah
alKatsulikiyyah, t.th., h. 247
[4] Hasan
Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam (Bandung: Al Ma’arif, 1980), h. 94
[5] Azyumardi
Azra, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2000), cet.ke-2, h. 8
Posting Komentar untuk "Pendidikan dalam Perspektif Hadis "