Sejarah dan penulisan Alquran
Sejarah Al-Qur'an
Para ulama membagi sejarah turunnya Alquran ke dalam dua periode, yakni periode sebelum hijrah (ayat-ayat makkiyah) dan periode sesudah hijrah (ayat-ayat madaniyah)
Periode pertama
Ada dua tahapan untuk periode pertama yakni:
Tahapan Pertama
Wahyu yang pertama kali diturunkan adalah surat al-alaq ayat 1 - 5
Pada Wahyu yang pertama Nabi Muhammad belum diangkat menjadi seorang Rasul dan hanya berperan sebagai seorang nabi yang tidak diberikan tugas untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya.
Tahapan kedua
Kemudian pada Wahyu yang kedua barulah Nabi Muhammad diperintahkan untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya yakni surat Al Mudatsir ayat 1 sampai 7 peristiwa itu terjadi ketika beliau menyepi di gua Hira untuk beribadah dalam kesunyian.
Pada tahapan ini kandungan Wahyu berkisar pada tiga hal:
Pendidikan bagi Rasulullah SAW dalam membentuk kepribadian hal ini sebagaimana dijelaskan di dalam Alquran surat Al Mudatsir ayat 1-7
Pengetahuan-pengetahuan dasar mengenai ketuhanan. QS al-a'la 87 dan Al ikhlas 112.
Keterangan mengenai dasar-dasar akhlak islamiyah serta bantahan-bantahan secara umum tentang pandangan hidup masyarakat jahiliyah. Contoh Quran surat 43 ayat 22, kecaman terhadap orang-orang yang menumpuk harta.
Periode kedua
Sejarah turunnya Alquran pada periode kedua terjadi selama 8 sampai 9 tahun pada masa ini terjadi pertikaian antara kelompok Islam dan jahiliyah. Kandungan wahyu Allah pada periode kedua berkisar tentang:
Kewajiban-kewajiban prinsip penganutnya sesuai dengan kondisi dakwah ketika itu sebagaimana dijelaskan di dalam Quran surat an-nahl ayat 125
Ayat-ayat yang berisi tentang kecaman dan ancaman kepada kaum musyrikin yang berpaling dari kebenaran (QS 41:13)
Keesaan Tuhan dan kepastian hari kiamat QS Yasin 36: 78-82
Pada periode ini Islam sudah berada di Keberhasilan. Pada periode ini umat Islam dapat melaksanakan ajaran-ajaran agama dengan bebas pada periode ini agama Islam telah disempurnakan oleh Allah ditandai dengan turunnya surat al-maidah ayat yang ketiga pada saat itu Rasulullah SAW wukuf di pada haji wada tanggal 9 Dzulhijjah 10 Hijriyah. Periode ini berlangsung selama 10 tahun.
Sejarah penulisan Alquran
Sejarah penulisan alquran sudah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW, adapun pembukuannya terjadi pada masa Khalifah Abu bakar dan disempurnakan oleh zaman Khalifah Usman bin Affan.
Pada masa Rasulullah SAW
Pengumpulan Alquran dilakukan dengan dua cara
Al-jam'u fissudhur.
Al-jam'u fissudhur artinya para sahabat langsung menghafalnya di luar kepala setiap kali Rasulullah SAW menerima wahyu.
Al-jam'u fissuthur yaitu setiap kali turun Wahyu kemudian Rasulullah SAW membacakannya kepada para sahabat kemudian mereka menuliskannya.
Faktor belum terkumpulnya tulisan-tulisan Al-Qur'an menjadi satu mushaf.
Penulisan Alquran pada masa Rasulullah SAW belum terkumpul menjadi satu mushaf, hal ini disebabkan pertama: tidak adanya faktor pendorong untuk membukukan Alquran menjadi satu mushaf.
Kedua: Alquran diturunkan secara berangsur-angsur sehingga suatu hal yang logis jika membukukannya dalam satu mushaf setelah Nabi SAW wafat. Ketiga selama proses turunnya Alquran masih terdapat kemungkinan adanya ayat-ayat Alquran yang mansukh.
Pada masa pemerintahan Abu bakar as Siddiq
Pada masa kepemimpinan Abu bakar as Siddiq terjadi pemurtadan yang terjadi pada tahun ke-12 Hijriyah di mana perang ini terjadi antara kaum muslimin dan kaum murtad atau pengikut musailamahtul kadzab yang mengaku dirinya nabi baru kejadian perang ini mengakibatkan 70 penghafal Alquran di kalangan para sahabat gugur akibat banyaknya penghafal Alquran yang terbunuh hal ini tentu saja membuat Umar bin Khattab menjadi risau tentang masa depan Alquran atas dasar inilah maka Umar bin Khattab mengusulkan kepada Khalifah Abu bakar as Siddiq untuk melakukan pengumpulan Alquran, namun pada mulanya Abu bakar merasa ragu karena hal ini belum dilakukan sebelumnya pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam Abu bakar berkata: "bagaimana aku harus memperbuat sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW?" Kemudian Umar menjawab ini adalah perbuatan yang sangat baik dan terpuji kemudian pada akhirnya Khalifah Abu bakar as Siddiq menyetujuinya untuk melakukan pengumpulan Alquran menjadi satu mushaf kemudian Abu bakar menugaskan kepada Zaid bin Tsabit untuk menuliskannya dan menjadikan satu mushaf.
Ada 4 metode yang ditempuh oleh Zaid bin Tsabit dalam melakukan pengumpulan Alquran yakni:
Apa yang ditulis di hadapan Rasul
Apa yang dihafalkan oleh para sahabat
Tidak menerima sesuatu dari yang ditulis sebelum disaksikan atau disetujui oleh dua orang saksi bahwa ia pernah ditulis di hadapan Rasul
Hendak
Tidak menerima dari hafalan para sahabat kecuali apa yang telah mereka terima dari Rasulullah SAW bin Abdurrahman Ar Rumi 1999:117)
Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan
Pada masa Khalifah Usman bin Affan terdapat keragaman dalam cara membaca Alquran hal ini disebabkan karena adanya perbedaan atau dialek antar suku yang berasal dari berbagai macam daerah oleh karena itu hal ini menyebabkan kekhawatiran Utsman bin Affan kemudian mengambil sebuah kebijakan untuk membuat menjadi satu mushaf dengan melakukan menyalin mushaf yang dipegang Hafsah ditulis dengan sebuah jenis penulisan yang baku. Standar tersebut kemudian dikenal dengan istilah rasam Utsmani yang digunakan hingga saat ini.
Posting Komentar untuk "Sejarah dan penulisan Alquran"