Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan
Kata Manajemen dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sadili Samsudin mendefinisikan, kata Manejemen berasal dari bahasa Inggris Management, yang dikembangkan dari kata to manage, yang artinya mengatur atau mengelola.[2] Mary Parker Follet, mendefinisikan Manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Disini seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.[3]
E. mulyasa dalam Mujamil Qamar mengemukakan bahwa manajemen personalia atau tenaga kependidikan secara efektif dan efesien guna mencapai hasil yang optimal,namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan.[4] Dalam lembaga pendidikan, manajemen sumber daya manusia adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan pengakuan pada pentingnya tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada sekolah sebagai sumber daya manusia yang vital, yang memberikan kontribusi atau sumbangsih terhadap tujuan sekolah, dan memanfaatkan fungsi dan kegiatan yang menjamin bahwa sumber daya manusia dimanfaatkan secara efektif dan atau demi kemaslahatan individu, sekolah dan masyarakat.[5] Berdasarkan pengertian tersebut, Astuti memandang bahwa posisi sumber daya manusia tidak bisa digantikan oleh faktor-faktor lain dilihat dari nilai sumbangannya terhadap sekolah. Seorang tenaga pendidik dan kependidikan dinyatakan memiliki nilai sumbangan kepada sekolah apabila kehadirannya diperlukan, memiliki nilai tambah terhadap produktivitas sekolah, dan kegiatannya berada dalam mata rantai kebutuhan sistem sekolah itu.[6]
Berdasarkan
pengertian-pengertian manajemen sumber daya manusia tersebut, dapat diketahui
bahwa manajemen sumber daya manusia pada hakikatnya adalah aktivitas untuk
mencapai keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan berbagai sasarannya serta
kemampuan menghadapi tantangan melalui kebijakan-kebijakan, praktik-praktik,
serta sistem-sistem yang mempengaruhi perilaku, sikap, dan kinerja pegawai yang
berada dalam organisasi.
Tujuan dan Ruang Lingkup HRM Dalam Pendidikan
Tujuan
Personal (Personal Objective)
Tujuan personal yaitu membantu sumber daya
manusia untuk mencapai tujuan diri individunya. Tujuan individual ini berentang
dari yang sangat teknis sampai dengan yang aspirasi, dan dari tujuan jangka
pendek sampai dengan jangka panjang. Tujuan yang bersifat teknis, setiap
individu tercermin dari kegiatan riil dan kontribusi dirinya dalam organisasi,
sedangkan tujuan aspirasi tercermin pada motivasi dan kepuasannya dalam
organisasi.[8]
Pada
diri pendidik tujuan personal dapat ditunjukkan bahwa ia bekerja untuk mencari
nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Namun, secara jangka panjang, ia
bekerja di bidang pendidikan karena dilandasi oleh motivasi yang didorong suatu
keyakinan bahwa sebagai seorang pendidik merupakan panggilan hidup yang
semata-mata untuk mengamalkan ilmu untuk mengantarkan generasi lebih baik, dan
yang demikian ini akan mendapatkan pahala yang tidak akan putus sampai di
akhirat nanti.
Tujuan
Fungsional (Functional Objective)
Tujuan
fungsional manajemen sumber daya manusia adalah tujuan yang memelihara
kontribusi bagian-bagian dalam organisasi agar sumber daya manusia pada
bagian-bagian itu dapat menjalankan tugas secara optimal. Setiap sumber daya
manusia akan memiliki makna fungsional jika manajemennya mampu memenuhi tujuan
permintaan organisasi. Dengan demikian manajemen bertugas untuk mengoptimalkan
agar setiap sumber daya manusia dapat berkontribusi pada bagian tugas dan
fungsi yang dijalankan.[9]
Tujuan
fungsional manajemen sumber daya manusia adalah menjaga agar guru tidak
terlambat di kelas dan guru dapat membuat persiapan secara baik. Dengan kata
lain, tujuan fungsional adalah memelihara dan memfasilitasi agar guru dapat
menjalankan tugasnya secara optimal sesuai tugas dan fungsinya.
Tujuan
Organisasional (Organizational Objective)
Tujuan
organisasional manajemen sumber daya manusia adalah tujuan yang terkait dengan
keefektifan organisasi. Tujuan organisasional ini tercermin dari pencapaian
kinerja dan produktivitas organisasi. Jika organisasi itu sekolah, tujuan
organisasionalnya adalah tingkat dan kualitas lulusan sekolah. Tingkat dan
kualitas lulusan sekolah sangat tergantung pada kinerja dan produktivitas pada
pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah, di samping juga
tergantung kepada sumber-sumber yang lain.[10]
Sebagai
contoh tujuan organisasional para pendidik dan tenaga kependidikan adalah
melayani dan mengoptimalkan bagian-bagian dalam organisasi (misalnya manajemen
peserta didik) untuk mencapai tujuan sekolah.
Tujuan
Masyarakat (Society Objective)
Tujuan
masyarakat adalah untuk memenuhi kebutuhan dan tantangan yang timbul di
masyarakat, sehingga organisasi diharapkan dapat memberi manfaat atau
keuntungan bagi masyarakat. Pencapaian tujuan masyarakat merupakan dampak
(outcomes) yang ditimbulkan dari pencapaian tujuan sebelumnya, yaitu tujuan
organisasional. Pencapaian tujuan masyarakat pendidikan tercermin dari
keberhasilan generasi yang dihasilkan oleh sekolah sebagai warga masyarakat
yang jauh lebih berkualitas dari masyarakat pada generasi sebelumnya.[11]
Tujuan
manajemen sumber daya manusia pendidikan sebagaimana di kemukakan di atas
menunjukkan bahwa tujuan itu berbeda dengan tujuan manajemen sumber daya
manusia pada bidang lain seperti di perusahaan atau pabrik. Tujuan manajemen
sumber daya manusia pada perusahaan atau pabrik lebih banyak untuk mencapai
tujuan organisasional, yaitu dihasilkannya produksi yang tinggi untuk mendapat
keuntungan finansial (profit).
Adanya
perbedaan orientasi tujuan manajemen sumber daya manusia akan berdampak pada
kegiatan yang dijalankan di bidang pendidikan. Tujuan manajemen sumber daya
manusia di bidang pendidikan sebagaimana yang dikemukakan oleh Astuti dalam
Departemen Pendidikan Nasional menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan,
mengembangkan dan memberdayakan tenaga pendidik dan kependidikan untuk
memperoleh nilai maslahat optimal bagi individu tenaga pendidik dan
kependidikan yang bersangkutan, sekolah dan masyarakat yang dilayaninya.[12]
Lebih
lanjut E. Mulyasa dalam Mujamil Qamar mengemukakan bahwa manajemen personalia
atau tenaga kependidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan
secara efektif dan efisien guna mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam
kondisi yang menyenangkan.[13] Manajemen sumber daya
manusia dilaksanakan untuk mewujudkan sekolah yang sehat, yaitu sekolah yang
memiliki jumlah dan kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan sesuai dengan
beban dan tugas-tugas sekolah yang ada di dalamnya. Manajemen sumber daya
manusia harus mendukung tingkat ketahanan sekolah, pertumbuhan, produktivitas
dan kompetisi.
Ruang
lingkup manajemen sumber daya manusia dalam pendidikan mencakup hal-hal sebagai
berikut: a). Perencanaan sumber daya
manusia. b). Analisis tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan.
c). Pengadaan tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan. d). Seleksi
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. e).
Orientasi, penempatan, dan penugasan. f). kompensasi. g). Penilaian kinerja. h). Pengembangan karir. i). Pelatihan dan
pengembangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. j). Penciptaan mutu
kehidupan kerja. k). Perundingan
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
l). Riset tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. m). Pensiun dan
pemberhentian tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.[14]
Peran Manajemen Sumber Daya Manusia
Sebagai
faktor pertama dan utama dalam proses pembangunan, sumber daya manusia selalu
menjadi subjek dan objek pembangunan. Proses administrasi pun sangat
dipengaruhi oleh manajemen sumber daya manusia. Menurut Ermayana dalam Fathoni
mengemukakan klasifikasi sumber daya manusia, yaitu: a). Manusia atau orang-orang
yang mempunyai kewenangan untuk menetapkan, mengendalikan, dan mengarahkan
pencapaian tujuan disebut administrator.
b). Manusia atau orang-orang yang
mengendalikan dan memimpin usaha agar proses pencapaian tujuan yang
dilaksanakan bisa tercapai sesuai dengan rencana, disebut manajer. c). Manusia atau
orang-orang yang memenuhi syarat tertentu, diangkat langsung mengerjakan
pekerjaan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing atau jabatan yang
dipegangnya.[15]
Meningkatnya
peran manajemen sumber daya manusia disebabkan oleh keyakinan organisasi akan
perannya yang strategis demi kesuksesan kompetitif organisasi. Keunggulan
kompetitif sangat bergantung pada inovasi. Inovasi sendiri dipengaruhi oleh
faktor motivasi dan moral kerja pegawai atau karyawan. Sikap pegawai atau
karyawan merupakan hasil pembentukan kebijakan dan praktik lingkungan manajemen
sehingga peran utama khususnya sumber daya manusia adalah membantu organisasi
dalam memenuhi misi, visi, tujuan dan struktur organisasi.
Peran
ini difokuskan pada pemrosesan dan penyimpanan data, meliputi penyimpanan
database dan arsip pegawai, proses klaim keuntungan, kebijakan organisasi
tentang program pemeliharaan dan kesejahteraan pegawai, pengumpulan dokumen,
dan sebagainya. Namun, hal ini menimbulkan anggapan bahwa sumber daya manusia
hanya sebagai alat pengumpul kertas atau dokumen saja. Jika peran administrasi
hanya seperti ini, sumber daya manusia hanya dipandang dari dimensi klerikal
dan kontributor administrasi hierarki bawah pada organisasi.
Peran Operasional
Manajemen Sumber Daya Manusia
Peran
ini lebih bersifat taktis, meliputi pemrosesan lamaran pekerjaan, proses
seleksi dan wawancara, kepatuhan terhadap kebijakan dan peraturan, peluang
bekerja dengan kondisi baik, pelatihan dan pengembangan, program K3, dan sistem
kompensasi. Banyak aktivitas yang harus dilakukan dan melibatkan koordinasi
dengan para manajer dan supervisor di semua jenjang organisasi.
Peran
Strategis Manajemen Sumber Daya Manusia
Keunggulan
kompetitif dari unsur sumber daya manusia merupakan kelebihan yang dimiliki
oleh peran ini. Peran strategis ini menekankan bahwa orang-orang dalam
organisasi merupakan sumber daya yang penting dan investasi organisasi yang
besar. Agar sumber daya manusia dapat berperan strategis maka harus fokus pada
masalah-masalah dan implikasi sumber daya manusia jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Uhar Suharsaputra, “Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan” (Yogyakarta : Bentang Pustaka, 2006).
Sadili Samsudin, “Manajemen
Sumber Daya Manusia” (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005).
Suparno Sudarwan Danim, “Manajemen dan Kepemimpinan Transfornasional Kekepala Sekolahan (Visi
dan Strategi Sukses Era Teknologi,Situasi Krisis,dan Internasional
Pendidikan”(Jakarta: Rineka Cita 2009).
Departemen
Pendidikan Nasional. Manajemen
Pemberdayaan Sumber Daya Tenaga Pendidik dan Kependidikan Sekolah, (2008).
Edy
Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia
(Cet. VI; Jakarta: Kencana, 2014).
Nurul Ulfatin dan Teguh Triwiyanto, Manajemen Sumber Daya Manusia. (Yogyakarta:
Penerbit Deepublish, 2015).
Yusminar, Manajemen
Sumber Daya Manusia Peningkatan Kinerja Pegawai. (Jakarta: Media Kita, 2009).
Astuti, Manajemen Pendidikan, (Cet. I;
Samata-Gowa: Gunadarma Ilmu, 2016).
Mujamil
Qamar, Manajemen Pendidikan Islam: Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan
Islam (Erlangga, 2009).
Abdurrahmat Fathoni, Manajemen Sumber Daya Manusia (Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 2009)
Author:
Oktafia (NIM: 602221010012)
Muhammad Fajri (NIM: 602221010019)
[1] Dr. Uhar Suharsaputra,
“Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan” (Yogyakata : Bentang Pustaka,
2006).
[2] Sadili Samsudin, “Manajemen
Sumber Daya Manusia” (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005) hal.15.
[3] Suparno Sudarwan
Danim, “Manajemen dan Kepemimpinan Transfornasional Kekepala Sekolahan (Visi
dan Strategi Sukses Era Teknologi,Situasi Krisis,dan Internasional Pendidikan”(Jakarta:
Rineka Cita 2009). Hal. 2
[4] Mujamil Qamar, Manajemen
Pendidikan Islam: Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam
(Erlangga, 2009 ), hal.130
[5] Departemen Pendidikan
Nasional. Manajemen Pemberdayaan Sumber Daya Tenaga Pendidik dan
Kependidikan Sekolah, (2008), hal.12
[6] Astuti, Manajemen
Pendidikan (Cet. I; Samata-Gowa: Gunadarma Ilmu, 2016), hal. 18.
[7] Edy Sutrisno,
Manajemen Sumber Daya Manusia (Cet. VI; Jakarta: Kencana, 2014), hal. 5.
[8] Nurul Ulfatin dan
Teguh Triwiyanto, Manajemen Sumber Daya Manusia. Hal. 11.
[9] Abdurrahman Fathoni,
Manajemen Sumber Daya Manusia (Set, 1; Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hal.
12
[10] Yusminar, Manajemen
Sumber Daya Manusia Peningkatan Kinerja Pegawai. Hal.54-55.
[11] Astuti, Manajemen
Pendidikan, hal. 21
[12] Astuti, Manajemen
Pendidikan, (Cet. I; Samata-Gowa: Gunadarma Ilmu, 2016) hal. 20
[13] Mujamil Qamar, Manajemen
Pendidikan Islam: Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam
(Erlangga, 2009), hal. 130.
[14] Mujamil Qamar, Manajemen
Pendidikan Islam, hal. 17.
[15] Abdurrahmat Fathoni, Manajemen
Sumber Daya Manusia (Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hal. 12.
Posting Komentar untuk "Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan "