Metode Menghafal
Pendahuluan
Santri harus banyak membaca salawat atas Nabi Muhammad SAW. Karena beliau adalah sebagai pembawa rahmat kepada alam semesta. Imam Syafi'i berkata, "Kuadukan buruknya hafalanku kepada Waki'. Lalu beliau menyuruhku meninggalkan maksiat. Sesungguhnya kuatnya hafalan itu merupakan keutamaan yang diberikan oleh Allah, dan kuatnya hafalan itu tidak diberikan kepada orang yang sering berbuat maksiat."
Makan kundar (kemenyan) dicampur madu, dan makan dua puluh satu anggur merah setiap pagi sebelum makan apa-apa, juga dapat menguatkan hafalan, dan dapat menyembuhkan macam-macam penyakit. Dan apa saja yang dapat mengurangi dahak, bisa menguatkan hafalan. Dan apa yang menambah dahak itu menyebabkan lemahnya hafalan. Adapun yang dapat merusak hafalan adalah banyak berbuat maksiat, banyak dosa, banyak susah, prihatin memikirkan urusan harta, dan terlalu banyak kerja. Telah disebutkan pada pasal yang lalu bahwa orang yang berilmu tidak perlu pusing dengan urusan dunia. Karena hal itu membahayakan dan tidak berguna. Orang yang cemas dengan urusan dunia biasanya karena hatinya gelap. Orang yang selalu memikirkan urusan akhirat, hatinya bercahaya. Hal itu pengaruhnya akan terlihat di dalam salatnya. Cemas dengan urusan dunia bisa menghalangi seseorang untuk berbuat baik. Sedang memikirkan urusan akhirat justru mendorong untuk beramal baik.
Mengerjakan salat dengan khusyu' dan
menyibukkan diri untuk mencari ilmu dapat menghilangkan penderitaan dan
kesusahan. Sebagaimana dikatakan Syaikh Nashr bin Hasan Al Marghinani kepada
dirinya, "Mohonlah pertolongan wahai Nashr bin Hasan, di dalam
setiap pengetahuan yang masih tersembunyi, itulah yang dapat mengusir gelisah,
sedang selainnya tidak dapat dipercaya."
Syaikh Najmuddin Umar bin Muhammad
Nasafi juga mengalunkan beberapa baik syair untuk menyinggung budak Ummu Walad
miliknya: "Salam, buat orang yang memikatku dengan kecantikannya,
dan mengkilatkan kedua pipinya, serta melirikkan matanya. Aku telah tertawan
dan tergoda oleh seorang gadis yang manis. Akal pun bingung untuk mensifati
pribadi orang itu. Tapi aku berkata, Tinggalkanlah aku dan maafkanlah aku.
Karena aku telah terbuai atau sibuk menuntut ilmu dan mendalaminya."
Hal-hal yang menyebabkan cepat lupa ialah makan ketumbar basah, makan apel yang kecut, melihat orang yang dipancung, membaca tulisan di kuburan, melewati barisan unta, membuang ketombe hidup di tanah dan catuk (melukai di bagian tengkuk kepala untuk menghilangkan rasa pusing) di bagian liang tengkuk. Maka santri hendaknya meninggalkan semua itu karena bisa menyebabkan lupa. Orang-orang Islam dahulu sangat menghargai ingatan yang kuat dan menganggap pengembangan ingatan untuk menghafal sebagai salah satu tujuan pendidikan (Ahmad Tafsir: 1995). Mereka terdiri dari ulama-ulama Hadits dan ulama-ulama fiqih. Akhir-akhir ini muncul pandangan atau paradigma yang menyatakan bahwa era metode hafalan telah berakhir dan harus digantikan oleh metode yang lebih maju, yaitu metode pemahaman. Metode hafalan lebih disamakan dengan metode yang sudah kuno, out of date, tak memiliki nilai kreativitas, dan hanya dengan metode pemahaman lah proses belajar akan lebih bermakna. Namun disini dalam mempelajari al Qur’an Hadits, metode menghafal sangat diperlukan. Metode ini tidak hanya memfokuskan pada membaca saja, akan tetapi melibatkan para murid dalam kegiatan membaca, menelaah, dan menghafal al Qur’an Hadits baik secara keseluruhan maupun sebagian surat atau ayat saja. Sebenarnya untuk menguasai tugas-tugas yang diberikan yaitu menghafal al-Qur’an Hadits adalah mudah, akan tetapi mudah pula untuk lupa. Oleh karena itu, ketekunan dan keuletan sangat diperlukan. Hal ini tentunya merupakan salah satu contoh kendala tersendiri yang memerlukan penyelesaian yang tentunya tidak semudah membalikkan tangan. Sehingga, penulis tertarik untuk menulis pembahasan tentang metode menghafal dalam pembelajaran PAI khususnya Al-Qur’an Hadits MTs-MA. (Ahmad Tafsir: 1995)
Pengertian Metode Menghafal
Metode berasal dari kata method dalam bahasa
Inggris yang berarti cara. Metode adalah cara yang tepat dan cepat dalam
melakukan sesuatu.[[1]] Selain itu Zuhairi juga
mengungkapkan bahwa metode berasal dari bahasa Yunani (Greeka) yaitu
dari kata “metha” dan “hodos”. Metha berarti
melalui atau melewati, sedangkan kata hodos berarti jalan atau
cara yang harus dilalui atau dilewati untuk mencapai tujuan tertentu (Zuhairi:
1993)
Kata menghafal juga berasal dari kata حفظا – يحفظ – حفظ yang berarti menjaga, memelihara dan melindungi.(Muhammad Yunus:1990) Dalam kamus Bahasa Indonesia kata menghafal berasal dari kata hafal yang artinya telah masuk dalam ingatan tentang pelajaran atau dapat mengucapkan di luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain. Kemudian mendapat awalan me- menjadi menghafal yang artinya adalah berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat(Desy Anwar:2003). Kata menghafal dapat disebut juga sebagai memori. Dimana apabila mempelajarinya maka membawa seseorang pada psikologi kognitif, terutama bagi manusia sebagai pengolah informasi. Secara singkat memori melewati tiga proses yaitu perekaman, penyimpanan dan pemanggilan.(Jalaluddin Rakhmat:2005) Metode hafalan (makhfudzat) adalah suatu teknik yang digunakan oleh seorang pendidik dengan menyerukan peserta didiknya untuk menghafalkan sejumlah kata-kata (mufradat) atau kalimat-kalimat maupun kaidah-kaidah(Abdul Mujib:2006).
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode dapat
diartikan sebagai cara yang tepat dan cepat dalam pengajaran. Faktor metode
tidak boleh diabaikan begitu saja, karena metode di sini akan berpengaruh pada
tujuan pengajaran. Jadi, metode menghafal adalah cara yang tepat dan cepat
dalam melakukan kegiatan belajar mengajar pada bidang pelajaran dengan
menerapkan menghafal yakni mengucapkan di luar kepala tanpa melihat buku atau
catatan lain dalam pengajaran pelajaran tersebut.
Tujuan metode ini adalah agar peserta didik mampu
mengingat pelajaran yang diketahui serta melatih daya kognisi, ingatan, dan
imajinasi.
Persiapan Dalam Menghafal Al-Qur’an
Setiap orang yang ingin menghafal Al-Qur’an harus mempunyai persiapan yang matang agar proses hafalan dapat berjalan dengan baik dan benar. Selain itu, persiapan ini merupakan syarat yang harus dipenuhi supaya hafalan yang dilakukan bisa memperoleh hasil yang maksimal dan memuaskan. Beberapa persiapan atau syaratsyarat yang harus dilakukan antara lain sebagai berikut :
Niat
yang ikhlas
Bagi seorang calon penghafal atau
yang sedang dalam proses menghafalkan Al-Qur’an , wajib melandasi hafalannya
dengan niat yang ikhlas, matang, serta memantapkan keinginannya tanpa adanya
paksaan dari orang tua atau karena hal lain. Sebab, jika si penghafal tersebut
mendapat paksaan dari orang tua, maka tidak akan ada kesadaran dan rasa
tanggung jawab dalam menghafal Al-Qur’an.
Meminta
Izin kepada Orang Tua atau Suami
Semua anak yang hendak mencari ilmu atau menghafalkan AlQur’an , sebaiknya telebih dahulu meminta izin kepada kedua orang tua dan kepada sang suami (bagi wanita yang sudah menikah). Sebab, hal itu akan menentukan dan membantu keberhasilan dalam meraih cita-cita untuk menghafalkan Al-Qur’an . Tujuannya apabila mengalami hambatan dan permasalahan saat proses menghafal Al-Qur’an , maka akan mendapatkan motivasi dan doa dari mereka.
Mempunyai Tekad yang Besar dan Kuat
Seseorang yang hendak menghafalkan
Al-Qur’an wajib mempunyai tekad atau kemauan yang besar dan kuat. Hal ini akan
sangat membantu kesuksesan dalam menghafalkan Al-Qur’an . Dengan adanya tekad
yang besar, kuat, dan terus berusaha semua ujian akan bisa dilalui dan dihadapi
dengan penuh rasa sabar.
Istiqamah
Sikap disiplin atau istiqamah
merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap penghafal Al-Qur’an , baik
mengenai waktu menghafal, tempat yang biasa digunakan buat menghafal Al- Qur’an
maupun terhadap materi-materi yang dihafal.
C. Kelebihan dan Kelebihan Penggunaan Metode Hafalan dalam Pembelajaran
Metode menghafal mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan dari metode menghafal adalah: (1) Menumbuhkan minat baca siswa dan lebih giat dalam belajar. (2) Pengetahuan yang diperoleh siswa tidak akan mudah hilang karena sudah dihafalnya. (3) Siswa berkesempatan untuk memupuk perkembangan dan keberanian, bertanggung jawab serta mandiri.(Armei Arif:2001) (4) Membangkitkan rasa percaya diri. (6) Belajar dengan cara menghafal adalah sederhana dan mudah. Sebagai solusi ketika terjadi kecemasan atau perasaan tidak mampu menguasai dalam memahami materi pelajaran, dapat mencoba dikuasai dengan menghafalkannya.(Nana Syaoddih Sukmadinata:2003)
Selain memiliki kelebihan, metode menghafal juga mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut yaitu: (1) Pola pikir seseorang cenderung statis karena hanya mengetahui apa yang dihafalnya saja. (2) Tidak dapat berargumen menurut pemahamannya sendiri. Karena argumen yang ia sampaikan di sekolahnya hanya dari hasil menghafal materi pelajaran. (3) Kesulitan menuangkan ide-ide atau gagasan-gagasannya. karena tidak terbiasa. (4) Terkadang menghafal hanya bersifat sementara di otak. Karena biasanya ingatannya hanya digunakan dan diperlukan ketika akan menghadapi ulangan saja. Setelah itu terabaikan. (5) Menghafal materi yang sukar dapat mempengaruhi ketenangan mental. (6) Kurang tepat diberikan kepada siswa yang mempunyai latar belakang berbeda-beda dan membutuhkan perhatian yang lebih. Adapun beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan atau kekurangan dalam menerapkan metode menghafal, yaitu: (1) Apa saja yang akan dihafalkan oleh siswa sebaiknya terlebih dahulu dijelaskan dan diterangkan oleh guru sehingga siswa benar-benar memahami materi pelajarannya. Jangan sampai siswa hanya menghafal sedangkan ia belum paham. (2) Menghafal harus diberi latar belakang dan penjelasan yang cukup. Dengan demikian bahan tersebut akan lebih mudah dihafal dan mudah diingat. (3) Memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnya menghafal, karena untuk menghafal sesuatu dibutuhkan perhatian dan keinginan untuk mengingat sesuatu. (4) Menentukan teknik yang lebih efektif, menghafalkan keseluruhan atau bagian-bagian yang penting saja (mind map).(S.Nasution:2000)
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode menghafal dapat dilaksanakan sebagai berikut:
.jpg)
Metode menghafal cocok digunakan dalam pelajaran Qur’an Hadits,
karena dalam mempelajarinya siswa dituntut dapat menguasai bahan beserta
penjelasannya yaitu berupa ayat dan terjemahannya yang pada akhirnya siswa
diharuskan menghafalkan. Demikian juga pada mata pelajaran PAI yang lainnya,
metode menghafal juga cocok digunakan. Misalnya dalam Aqidah Akhlak dan Fiqih,
menghafal dibutuhkan berhubungan dengan dalil-dalil nash yang bersumbser dari
al-Qur’an dan Hadits.
Penerapan metode menghafal lebih efektif digunakan pada siswa MI
atau SD dan lembaga pendidikan dibawahnya. Karena faktor usia
peserta didik yang masih muda daya ingatnya kuat dan kekuatan menghafalnya juga
masih baik. Adapun pada jenjang MTs atau SMP dan MA atau SMA sederajat, metode
menghafal juga dibutuhkan dalam beberapa mata pelajaran tertentu, namun pada
tahap ini siswa seharusnya sudah dilatih untuk latihan berargumen menurut
pendapatnya sendiri. Serta mengaplikasikan yang sudah dihafalnya sebagai
landasan teori argumentasinya. Dengan kata lain siswa dilatih untuk
mengembangkan pengetahuan dari materi yang sudah dihafalnya.
D. Kesimpulan
Metode menghafal adalah suatu cara dalam melakukan kegiatan belajar mengajar pada bidang pelajaran dengan menerapkan menghafal yakni mengucapkan di luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain dalam pengajaran pelajaran tersebut. Diantara kelemahan metode menghafal yaitu pola pikir seseorang cenderung statis, tidak dapat berargumen menurut pemahamannya sendiri, kesulitan menuangkan ide-ide atau gagasan-gagasannya, terkadang menghafal hanya bersifat sementara di otak, tidak cocok untuk mahasiswa. Metode menghafal mempunyai beberapa kelebihan, di antaranya yaitu menumbuhkan minat baca siswa dan lebih giat dalam belajar, pengetahuan yang diperoleh siswa tidak akan mudah hilang karena sudah dihafalnya, siswa mempunyai kesempatan untuk memupuk perkembangan, keberanian, bertanggung jawab serta mandiri. Langkah-langkah dalam menerapkan metode menghafal secara garis besar ada tiga yaitu pembelajaran tahap privat, pembelajaran tahap klasikal, dan post test dan evaluasi. Metode menghafal efektif dan relevan digunakan pada semua mata pelajaran PAI yang mengandung dalil-dalil nash al-Qur’an dan Hadits, khususnya mata pelajaran Al-Qur’an Hadist MTs-MA. Faktor usia mempengaruhi daya ingat sehingga metode menghafal cocok digunakan pada masa anak-anak dan remaja awal.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rauf , Abdul Aziz, Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur’an Dai’yah, Bandung: Syaamil Cipta Media, 2004), Cet. IV.
Al-Syaibani , Omar Muhammad al-Toumy, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, Cet. Pertama, 1979.
Anwar, Desy, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Amelia, 2003, cet. 1.
Arif, Armei, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2001.
Mujib, Abdul, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2006.
Nasution , S., Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, cet. 2.
Rakhmat , Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi, Jakarta: Remaja Rosda Karya, 2005, Cet. 22.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003, cet. 1.
Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995, Cet. 1.
Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wadzuhryah, 1990, cet.II.
Zuhairi, Metodologi Pendidikan Agama, Solo: Ramadhani, 1993.
Muhaimin Zen, Problematika Menghafal Al-Qur‟an. Jakarta : Pustaka Alhusna, 1985 .
Mukhlisoh Zawawie, P-M3 Al-Qur‟an Pedoman Membaca, Mendengar, dan Menghafal AlQur‟an…., hal. 80
Wiwi Alawiyah Wahid, Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur‟an,.Jogjakarta: Diva Press,2012.
Wiwi Alawiyah Wahid, Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur‟an,.Jogjakarta: Diva Press,2012.
Posting Komentar untuk "Metode Menghafal "