Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ta'lim Muta'alim- Wara' dalam Menuntut Ilmu

 WARA`DALAM MENUNTUT ILMU

(Literatur Review : Analisis Wara’ Dalam Menuntut Ilmu Berdasarkan Kitab Ta’lim Muta’alim)

Menurut Az-zarnuji para perserta didik telah bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu akan tetapi banyak dari mereka yang tidak memperoleh manfaat ilmu yang mereka peroleh,yakni berupa pengamalan ilmu tersebut dalm menyebarkannya. Hal itu terjadi karna cara mereka menuntut ilmu itu kurang tepat dan syarat-syaratnya mereka tinggalkan. Karena barang siapa yang salah cara memperoleh ilmu maka ia akan tersesat. (Az-Zarmuji, 2016) Kewajiban menuntut ilmu bagi muslim laki-laki dan perempuan ini tidak untuk sembarangan ilmu, akan tetapi terbatas pada ilmu agama serta ilmu yang menerangkan cara bertingkah laku atau bermuamalah dengan sesama manusia. Sehingga ada yang berkata,”ilmu yang paling utama ialah ilmu hal”. Yang dimaksud ilmu hal ialah ilmu agama islam, shalat misalnya dan perbuatan yang paling mulia adalah menjaga perilaku. (Az-Zarmuji, 2016)

Tidak ada seorang pun yang meragukan pentingnya ilmu pengetahuan, karena itu khusus dimiliki umat manusia. Adapun selain ilmu, bisa dimili dimiliki binatang. Akan tetapi dengan ilmu pengetahuan Allah mengangkat derajat manusia,seperti Nabi Adam AS di atas para malaikat,oleh karena itu, malaikat di peringati oleh Allah SWT agar sujud kepada Nabi Adam AS. (Az-Zarmuji, 2016) Firman Allah SWT  dalam QS. AL-Mujadalah ayat 11 :

يرفعااله الذين امنوا منكم والذىن أوتوا العلم درخات                                                                             

“Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat “ (QS. AL- Mujadalah :11 ).

Dalam ayat tersebut telah di jelaskan bahwa Allah SWT akan meningkatkan derajat orang –orang yang mempunyai ilmu pengetahuan dan menyandingkannya dengan orang beriman. Ini menunjukan bahwa Allah SWT telah memerintahkan hambanya untuk mencari ilmu sebagai perwujudan bentuk ibadah kepada-nya agar mencapai keseimbangan kehidupan di dunia dan akhirat,hal ini berkaitan dengan tujuan pendidikan islam secara universal yaitu terwujudnya pribadi insan kami. (Nata, 2010)

Perwujudan insan kamil tidak cukup diperoleh melalui nilai atau pengetahuan kognitif yang mempunyai, tetapi juga harus diimbangi dalam prilaku yang mencerminkan pribadi yang berbudi luhur.

Salah satu syarat dalam mencari ilmu seorang peserta didik yaitu dengan menerapkan sikap wira`i sikap ini sangat berpengaruh  bagi seorang murid untuk mendapatkan ilmu yang lebih bermanfaat, baik bagi dirinya maupun masyarakat luas. (As'ad, 2007)

Ada yang diungkapkan syeikh Az- Zarnuji dalam kitab Ta`lim al- muta`allim sangat sesuai, hal ini di perkuat dengan pendapat KH. Muhammad Hasim Asy`ari dalam kitab adab al- alim wa al-muta`allim beliau menyebutkan bahwa tidak hanya dengan sikap wira`I (menjadi diri) dan ta`dzim (mengagungkan) peserta didik juga harus bersungguh-sungguh menjauhkan diri dari hal-hal yang haram, baik pakaian dan minuman,tempat tinggal atau segala hal yang di butuhkan, agar hati bisa terang dan bersinar serta mudah mendapatkan sinar ilmu yang bermanfaat. (Solichin, 2013). Barang siapa tidak berilaku wara ketika belajar ilmu, maka dia akan diuji oleh Allah SWT dengan dengan salah satu dari tiga macam ujian mati muda,ditempatkan bersama orang-orangbodoh atau di uji menjadi pelayan pemerintah”. (Ashabi, 2019)

Hadis tersebut mengemukakan bahwa ketika sedang belajar atau menuntut ilmu hendaknya kita menerapkan sukap wira agar kita tidak di timpan ujian seperti yang dikemuka dalam hadis tersebut,maka sebagai  peserta didik di haruskan menerapkan sikap wira dalam kehidupan sehari-hari

Membentuk Sikap wara' pada peserta didik

Kitab taklim muta`allim al-muta`allim terdiri dari 13 pasal, pasal yang ke 11 yaitu bersikap wara`ketika menuntut ilmu, diantara sikap wara yaitu menghindari rasa kenyang, sebelum belajar tidak di anjurkan makan yang terlalu banyak,karena kekenyangan akan menjadikan kita malas melakukan kegiatan termasuk belajar rasa kenyang dapat menjadilkan kita mengantuk sehingga terasa malas serta menyebabkan pikiran tidak bisa jernih,maka keadaan yang terlalu kenyang harus di hindari.

KH. Muhammad hasim asy ari dalam adab al-alim wa al-muta`allium mengungkapkan ada 10  etika yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam rangka mendapatkan ilmu pengetahuan, Pertama  menghindari banyak makan agar tidak kekenyangan. (Solichin, 2013)

  انْ يُقَلِّلَ الاْ كلَ وَالشَّرْبَ فَا نَّ الشبع يَمْنع من العِبَادةِ وَثقل البدَ نِ

Perserta didik agar mengurangi makan dan minum. Karena kenyang itu akan mencegah ibadah dan memberatkan badan”

Anjuran ini dapat dipahami sebagai upaya seorang perserta didik untuk mengaturmakan secara seimbang dengan memperhatikangizi dannutrisi yang memungkinnya untuk tekun dan sukses dalam belajar. Kedua bentuk sifat wara yaitu menghindari banyak tidur (tidur dalam waktu yang lama).karna orang yang banyak tidur terlalu lama akan menjadikan dirinya malas sehingga waktunya habis untuk tidur dan waktu belajar akan berkurang,maka dari itu kita di anjurkan untuk tidur dengan waktu yang secukupnya. Ketigamenghindari banyak bicara, dan berbicara seperlunya ,tidak belebihan.kita diperintahkan berbicara hanya yang baik.KeempatMenghindari makan makanan pasar kalau bisa, karena makanan pasar itu lebih dekat kepada najis dan kotoran .dan lebih dekat dengan kelalaian. Kelima. menyingkirkan dari orang yang suka berbuat kerusakan dan maksiat.karna bergaul dengan orang seperti itu bisa berpengaruhKeenammenghadap kiblat ketika belajar untuk mengikuti sunnah Nabi saw. Ketujuh. seorang peserta didik harus memperbanyak shalat, harus khusyu,ketika melakukan shalat. Kedelapanseorang pelajar harus selalu membawa buku setiap waktu untuk ditelaah,pelajar harus mencatat dibukunya apa yang didengar dari gurunya. (Ashabi, 2019) 

Kesimpulan

Pada ertikel di atas menunjukan bahwa sikap yang termasuk sikap wara` menuntut ilmu menuryt syaikh az-zarnuji dalam kitab Ta`ilmul Muta”allim ada 5 yaitu: (1) Memelihara diri dari pada kenyang (2) Memelihara diri dari pada banyak tidur. (3) Memelihara diri dari pada banyak berbicara sesuatu yang tidak bermanfaat. (4) Memelihara diri dari makan makanan dari pasar jika memungkinkan. (5) Menjauhi yang berbuat kerusakan, maksiat,dan menganggu.

Daftar Pustaka 

As'ad, A. (2007). Terjemahan Ta'lim Muta'allim "bimbingan Bagi Penuntut Ilmu Pengetahuan. Kudus: Menara Kudus.

Ashabi, I. (2019). Etika Murid Terhadap Guru Menurut Kitab Ta'lim Al-Muta'allim Karya syaikh Az Zarnuzi.

Az-Zarmuji, A.-s. (2016). Terjemahan Ta'lim Muta'allim. Surabaya: Mutiara Ilmu Surabaya.

Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Solichin, S. d. (2013). Etika Peserta Didik Dalam Pembelajaran Persepektif KH. Hasyim As'ari. Tadris Volum VIII,No.2.

Oleh: Buana Mustikawati/ SMT1  / Dosen Pengampu: Dr. Nurkomariah, M.Pd.I. 


Posting Komentar untuk "Ta'lim Muta'alim- Wara' dalam Menuntut Ilmu "