Penguasaanku Seputar Manajemen Kurikulum
Soal
- Apa saja tugas kepala sekolah dalam manajemen kurikulum? Berikan contohnya!
- Bagaimana perbedaan antara Kurikulum Merdeka Belajar dan kurikulum berbasis Cinta dari sisi struktur dan pendekatan pembelajaran?
- Anda adalah guru di sebuah madrasah yang ingin mengembangkan kurikulum ekstrakurikuler berbasis minat dan bakat siswa. 1) Langkah-langkah apa saja yang akan Anda lakukan? 2) Bagaimana cara mengevaluasi keberhasilannya?

1.Tugas utama kepala sekolah adalah merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengawasi, dan mengevaluasi kurikulum. Dalam perencanaan, kepala sekolah memimpin guru dalam menyusun kurikulum sekolah agar sesuai dengan kebijakan pemerintah dan kebutuhan peserta didik. Dalam pengorganisasian, kepala sekolah mengatur pembagian tugas mengajar dan jadwal pelajaran agar proses pembelajaran berjalan tertib. Pada tahap pelaksanaan, kepala sekolah memberikan arahan dan pembinaan kepada guru agar kurikulum diterapkan secara efektif di kelas. Selanjutnya, kepala sekolah melakukan supervisi untuk memastikan proses pembelajaran berjalan sesuai rencana. Hasil supervisi tersebut kemudian digunakan sebagai bahan evaluasi dan perbaikan kurikulum agar mutu pendidikan di sekolah terus meningkat.
BalasHapus2. Kurikulum Merdeka Belajar memiliki struktur yang lebih fleksibel dan menekankan pada capaian pembelajaran serta pengembangan potensi siswa sesuai minat dan kemampuannya. Pembelajaran dalam kurikulum ini berpusat pada siswa, sementara guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa belajar secara mandiri dan kreatif. Sementara itu, kurikulum berbasis cinta lebih menekankan pada pembentukan karakter dan nilai-nilai kemanusiaan. Struktur kurikulumnya mengintegrasikan nilai cinta kepada Tuhan, sesama manusia, lingkungan, dan ilmu pengetahuan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan bersifat humanis, penuh empati, dan keteladanan, sehingga proses belajar tidak hanya menekankan aspek akademik, tetapi juga sikap dan akhlak peserta didik.
3.Sebagai seorang guru di madrasah yang ingin mengembangkan kurikulum ekstrakurikuler berbasis minat dan bakat siswa, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi minat dan bakat siswa melalui angket, observasi, atau wawancara. Setelah itu, guru menganalisis potensi madrasah, seperti ketersediaan fasilitas dan tenaga pembina, agar kegiatan ekstrakurikuler dapat dilaksanakan dengan optimal. Langkah berikutnya adalah merumuskan tujuan kegiatan ekstrakurikuler dan menyusun program serta jadwal kegiatan yang jelas. Program tersebut kemudian dilaksanakan secara rutin dengan pendampingan guru atau pelatih. Keberhasilan kurikulum ekstrakurikuler dapat dievaluasi melalui keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan, peningkatan keterampilan yang dimiliki, prestasi yang diraih, serta umpan balik dari siswa dan orang tua. Hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai bahan refleksi untuk memperbaiki dan mengembangkan program ekstrakurikuler di masa yang akan datang.
1. Perencanaan kurikulum
BalasHapusMenyusun dan menetapkan kurikulum sekolah sesuai kebijakan nasional dan kebutuhan sekolah.
Contoh: Menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) bersama tim guru.
2Kurikulum Merdeka Belajar memiliki struktur yang fleksibel dan memberi kebebasan kepada sekolah dan guru untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan siswa. Pendekatannya berpusat pada siswa, mendorong keaktifan, kemandirian, dan pengembangan potensi melalui pembelajaran yang bermakna.
Kurikulum berbasis Cinta memiliki struktur yang menekankan penanaman nilai-nilai kasih sayang, empati, dan kemanusiaan yang terintegrasi dalam semua mata pelajaran. Pendekatan pembelajarannya bersifat humanis, mengutamakan hubungan emosional yang positif, suasana belajar yang aman, nyaman, dan penuh perhatian.
3Langkah-langkah:
Mengidentifikasi minat dan bakat siswa.
Menyusun dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler sesuai potensi madrasah.
Membimbing dan mendampingi siswa secara rutin.
Evaluasi keberhasilan:
Keaktifan dan antusiasme siswa.
Perkembangan kemampuan siswa.
Hasil atau prestasi yang dicapai.
1) Kepala sekolah berperan mengatur dan mengarahkan pelaksanaan kurikulum di sekolah agar berjalan sesuai tujuan. Mulai dari perencanaan kurikulum bersama guru, pengaturan pembagian tugas mengajar, sampai melakukan pengawasan pembelajaran. Contohnya, kepala sekolah mengadakan rapat kurikulum, supervisi kelas, dan memberi arahan jika ada kendala dalam pelaksanaan pembelajaran.
BalasHapus2) Kalau dilihat dari strukturnya, Kurikulum Merdeka Belajar lebih fleksibel dan sederhana. Guru diberi kebebasan menyesuaikan materi dengan kebutuhan dan kemampuan siswa, serta fokus pada penguatan kompetensi dan karakter. Struktur pembelajarannya tidak terlalu padat, jadi siswa tidak dibebani terlalu banyak materi.
Sementara itu, kurikulum berbasis Cinta lebih menekankan nilai-nilai kasih sayang, kepedulian, dan hubungan yang humanis dalam proses belajar. Struktur kurikulumnya tetap mengacu pada standar nasional, tapi isi dan pelaksanaannya diarahkan agar pembelajaran terasa lebih bermakna dan menyentuh sisi emosional siswa.
Dari segi pendekatan, Kurikulum Merdeka Belajar menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, proyek, dan eksplorasi minat siswa. Sedangkan kurikulum berbasis Cinta lebih menonjolkan pendekatan pembelajaran yang penuh empati, menghargai perbedaan, dan membangun hubungan positif antara guru dan siswa agar suasana belajar lebih nyaman.
3) Langkah awal yang saya bisa dilakukan adalah mengidentifikasi minat dan bakat siswa, misalnya lewat angket, wawancara, atau pengamatan langsung. Dari situ guru bisa menentukan jenis ekstrakurikuler yang dibutuhkan, seperti olahraga, seni, keagamaan, atau keterampilan. Setelah itu disusun tujuan, jadwal kegiatan, dan pembina yang sesuai dengan bidangnya.
Lalu langkah berikutnya adalah melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler secara rutin dan terarah. Guru pembina memberikan bimbingan sesuai minat siswa, tapi tetap memberi ruang agar siswa bisa berkembang secara mandiri. Dukungan dari sekolah juga penting, seperti penyediaan fasilitas dan waktu yang cukup.
Untuk mengevaluasi keberhasilannya, bisa dilihat dari keaktifan siswa, perkembangan kemampuan mereka, serta prestasi yang diraih. Selain itu, evaluasi juga bisa dilakukan melalui refleksi siswa, laporan pembina, dan masukan dari orang tua. Kalau siswa merasa senang dan berkembang, berarti program ekstrakurikuler tersebut sudah berjalan dengan baik.
1.Kepala sekolah memiliki peran penting dalam manajemen kurikulum, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengawasi, dan mengembangkan kurikulum di sekolah. Kepala sekolah bertugas menyusun perencanaan kurikulum bersama guru sesuai dengan standar yang berlaku, membagi tugas mengajar guru berdasarkan kompetensi masing-masing, serta memastikan proses pembelajaran berjalan dengan baik di kelas. Selain itu, kepala sekolah juga melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum melalui penilaian hasil belajar siswa dan kinerja guru. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, kepala sekolah mendorong pengembangan kurikulum dengan mengadakan pelatihan guru dan inovasi pembelajaran agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal.
BalasHapus2.Perbedaan antara Kurikulum Merdeka Belajar dan kurikulum berbasis Cinta terlihat dari struktur dan pendekatan pembelajarannya. Kurikulum Merdeka Belajar memiliki struktur yang fleksibel, berfokus pada capaian pembelajaran, penguatan kompetensi, serta pengembangan minat dan bakat peserta didik melalui pembelajaran berdiferensiasi dan proyek penguatan profil pelajar Pancasila. Sementara itu, kurikulum berbasis Cinta lebih menekankan pada penanaman nilai-nilai kasih sayang, empati, dan karakter dalam struktur pembelajarannya, dengan pendekatan yang mengutamakan hubungan emosional, keteladanan guru, serta suasana belajar yang humanis dan penuh kepedulian.
3.Sebagai guru di madrasah yang ingin mengembangkan kurikulum ekstrakurikuler berbasis minat dan bakat siswa, langkah pertama yang saya lakukan adalah mengidentifikasi minat dan bakat siswa melalui angket, wawancara, dan observasi. Selanjutnya, saya menyusun program ekstrakurikuler sesuai hasil identifikasi tersebut, menentukan tujuan, materi, jadwal, serta pembina kegiatan, lalu melibatkan kepala madrasah dan guru lain dalam perencanaan. Setelah itu, program dilaksanakan secara bertahap dengan memberikan ruang bagi siswa untuk berkreasi dan berkembang sesuai potensi masing-masing. Evaluasi keberhasilan dilakukan dengan menilai keaktifan dan partisipasi siswa, peningkatan keterampilan dan prestasi, hasil karya atau penampilan siswa, serta meminta umpan balik dari siswa, orang tua, dan pembina ekstrakurikuler untuk perbaikan program ke depan.
1. kepala sekolah memiliki tanggung jawab dalam mengelola kurikulum agar pelaksanaannya berjalan dengan baik di sekolah. tugas nya yaitu meliputi perencanaan kurikulum, pengaturan pelaksanaan pembelajaran, serta pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja guru. kepala sekolah juga berperan dalam memberikan arahan dan dukungan kepada guru agar pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan. contohnya, kepala sekolah mengoordinasikan penyusunan kurikulum sekolah, mengatur jadwal pelajaran, serta melakukan supervisi kelas untuk melihat kesesuaian pembelajaran dengan kurikulum yang berlaku.
BalasHapus2. kurikulum merdeka belajar dan kurikulum berbasis cinta memiliki perbedaan baik dari segi struktur maupun pendekatan pembelajaran. kurikulum merdeka belajar disusun secara lebih fleksibel dan memberi kebebasan kepada guru untuk menyelesaikan pembelajaran dengan kebutuhan siswa. selain itu kurikulum ini menekankan pembelajaran berbasis proyek dan pengembangan kompetensi. sementara itu, kurikulum berbasis cinta lebih menekankan pada penanaman nilai-nilai kasih sayang, kepedulian, dan pembentukan karakter siswa, dengan pendekatan pembelajaran yang lebih humanis dan menekankan hubungan emosional antara guru dan peserta didik.
3. langkah pertama yang dilakukan adalah mengenali minat dan potensi siswa melalui pengamatan dan diskusi. setelah itu, guru merancang kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai serta menyiapkan jadwal dan pembinaan kegiatan.keberhasilan program dapat dievaluasi dengan melihat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan, perkembangan kemampuan yang dimiliki, serta dampak positif kegiatan tersebut terhadap sikap dan kepercayaan diri siswa.
1. Tugas kepala sekolah dalam manajemen kurikulum adalah merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan, serta mengevaluasi pelaksanaan kurikulum agar berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan. Kepala sekolah bertugas mengoordinasikan guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran, memastikan kurikulum diterapkan secara efektif, serta melakukan supervisi dan pembinaan. Contohnya adalah memimpin rapat pengembangan kurikulum, mengawasi pelaksanaan pembelajaran di kelas, dan mengevaluasi hasil belajar siswa untuk perbaikan kurikulum ke depan.
BalasHapus2. Perbedaan antara Kurikulum Merdeka Belajar dan kurikulum berbasis Cinta adalah terletak pada struktur dan pendekatan pembelajarannya. Kurikulum Merdeka Belajar memiliki struktur yang fleksibel dan berfokus pada pengembangan kompetensi serta kebebasan guru dan siswa dalam proses belajar, dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Sementara itu, kurikulum berbasis Cinta menekankan pada penanaman nilai-nilai kasih sayang, empati, dan hubungan harmonis dalam pembelajaran, dengan pendekatan yang lebih menonjolkan pembentukan karakter melalui interaksi sosial dan nilai moral.
3. Sebagai guru di madrasah yang ingin mengembangkan kurikulum ekstrakurikuler berbasis minat dan bakat siswa, langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi minat dan bakat siswa melalui observasi, angket, serta diskusi dengan siswa dan orang tua. Setelah itu guru menyusun program ekstrakurikuler yang relevan dengan kebutuhan siswa, visi madrasah, dan ketersediaan sarana prasarana, kemudian melibatkan pembina yang kompeten agar kegiatan berjalan optimal. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara terjadwal dan berkelanjutan agar siswa dapat mengembangkan potensinya secara maksimal. Keberhasilan program dievaluasi melalui tingkat keaktifan dan kedisiplinan siswa, peningkatan keterampilan dan sikap positif, prestasi yang dicapai, serta hasil refleksi dan umpan balik dari siswa, guru, dan orang tua.
1) Kepala sekolah memiliki peran penting dalam manajemen kurikulum di sekolah. Tugas utama kepala sekolah adalah mengatur, mengarahkan, dan memastikan kurikulum dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru. Kepala sekolah juga berperan dalam menyusun perencanaan kurikulum bersama guru agar pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan. Selain itu, kepala sekolah melakukan pengawasan agar proses belajar mengajar berjalan tertib dan efektif.
BalasHapusContoh yang relevan adalah kepala sekolah mengadakan rapat bersama guru untuk menyusun program pembelajaran, membagi tugas mengajar sesuai bidang masing-masing, serta melakukan supervisi kelas. Melalui kegiatan tersebut, kepala sekolah dapat mengetahui kendala pembelajaran dan membantu guru memperbaiki proses belajar siswa.
2) Kurikulum Merdeka Belajar merupakan kurikulum yang memberi kebebasan kepada sekolah dan guru dalam mengembangkan pembelajaran sesuai kebutuhan siswa. Pembelajaran lebih berpusat pada siswa dan menekankan penguatan kompetensi serta karakter. Guru berperan sebagai fasilitator, sementara siswa didorong untuk aktif, kreatif, dan mandiri dalam belajar.
Sementara itu, kurikulum berbasis cinta menekankan pendekatan pembelajaran yang humanis dan penuh kepedulian. Guru mengedepankan sikap kasih sayang, empati, dan perhatian terhadap kondisi siswa. Suasana belajar dibuat nyaman dan menyenangkan agar siswa merasa dihargai, aman, dan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran.
3) Langkah pertama dalam mengembangkan kurikulum ekstrakurikuler berbasis minat dan bakat siswa adalah mengidentifikasi minat dan bakat peserta didik. Identifikasi dilakukan melalui angket, pengamatan, serta diskusi dengan siswa dan wali kelas. Hal ini bertujuan agar kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan kebutuhan dan potensi siswa.
Langkah selanjutnya adalah menyusun program ekstrakurikuler berdasarkan hasil identifikasi tersebut. Guru menentukan jenis kegiatan, pembina, jadwal pelaksanaan, serta sarana pendukung. Program disusun secara terencana agar kegiatan berjalan terarah dan berkelanjutan.
Evaluasi keberhasilan dilakukan dengan melihat tingkat keaktifan siswa, perkembangan kemampuan, serta hasil yang dicapai. Selain itu, evaluasi juga dilakukan melalui laporan pembina dan masukan dari siswa. Hasil evaluasi digunakan sebagai bahan perbaikan program ekstrakurikuler ke depannya.
1) kepala sekolah bertugas mengatur agar kurikulum berjalan dengan baik dan mencapai tujuan pendidikan. Kepala sekolah berperan dalam merencanakan kurikulum bersama guru, mengatur pelaksanaannya dengan membagi tugas mengajar dan menyusun jadwal pelajaran sesuai keahlian guru, serta mengawasi proses pembelajaran melalui supervisi kelas dan pemeriksaan perangkat pembelajaran. Selain itu, kepala sekolah juga melakukan evaluasi kurikulum dengan menilai hasil belajar siswa dan menerima masukan dari guru untuk melakukan perbaikan. Contohnya, kepala sekolah mengadakan rapat awal tahun untuk menyusun program pembelajaran, menempatkan guru sesuai bidangnya, mengamati proses belajar di kelas, dan memperbaiki program jika hasil belajar siswa belum optimal.
BalasHapus2) Kurikulum Merdeka Belajar adalah kurikulum yang memberi kebebasan kepada guru dan siswa dalam proses pembelajaran dengan menyesuaikan minat, bakat, dan kemampuan peserta didik. Sedangkan kurikulum berbasis Cinta adalah kurikulum yang menekankan nilai kasih sayang, empati, dan pembentukan karakter dalam proses belajar mengajar.
Perbedaannya, dari sisi struktur Kurikulum Merdeka Belajar lebih fleksibel dan terarah pada capaian pembelajaran, sedangkan kurikulum berbasis Cinta tidak menekankan struktur yang kaku. Dari sisi pendekatan, Kurikulum Merdeka Belajar berpusat pada keaktifan siswa, sementara kurikulum berbasis Cinta berfokus pada hubungan emosional yang hangat dan pembelajaran yang penuh kepedulian.
3) Sebagai guru di madrasah, langkah pertama yang saya lakukan dalam mengembangkan kurikulum ekstrakurikuler berbasis minat dan bakat adalah mengidentifikasi minat dan bakat siswa melalui angket, wawancara sederhana, dan pengamatan kegiatan siswa. Setelah itu, saya menyusun jenis kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai, seperti seni, olahraga, keagamaan, atau sains, lalu menyusun tujuan, jadwal, serta menunjuk pembina yang kompeten agar kegiatan dapat berjalan terarah.
Langkah selanjutnya adalah melaksanakan dan mengelola kegiatan ekstrakurikuler dengan melibatkan siswa secara aktif dan memberikan ruang bagi mereka untuk berkembang. Kegiatan dilaksanakan secara rutin, menyenangkan, dan tidak membebani siswa. Guru pembina berperan sebagai pendamping yang membimbing sesuai potensi masing-masing siswa serta menciptakan suasana belajar yang positif.
Keberhasilan kurikulum ekstrakurikuler dievaluasi melalui keaktifan dan perkembangan siswa, baik dari keterampilan, sikap, maupun prestasi yang dicapai. Evaluasi juga dapat dilakukan dengan melihat kehadiran siswa, hasil karya atau penampilan, serta meminta umpan balik dari siswa dan orang tua. Jika hasilnya belum maksimal, kegiatan dapat diperbaiki atau disesuaikan kembali dengan kebutuhan siswa.
1). Tugas kepala sekolah dalam manajemen kurikulum adalah mengatur agar kegiatan belajar mengajar disekolah berjalan terarah dan sesuai tujuan. peran kepala sekolah yang pertama dimulai dari perencanaan kurikulum , contohnya kepala sekolah mengadakan rapat awal tahun untuk membahas pembagian mata pelajaran, jadwal pelajaran,serta penyesuaian materi dengan kemampuan siswa. Kepala sekolah juga bertugas mengorganisasi dan mengkoordinasi pelaksanaan kurikulum, contoh nya kepala sekolah membagi tugas secara adil , memastikan guru memiliki perangkat pembelajaran. Tugas lainnya melakukan pengawasan dan evaluasi kurikulum, contoh nya kepala sekolah Melakukan supervisi kelas, melihat cara guru mengajar, kepala sekolah juga mengevaluasi hasil belajar siswa bersama guru untuk menentukan apakah kurikulum perlu diperbaiki atau disesuaikan. Tugas lainnya pengembangan kurikulum, contohnya kepala sekolah mendorong adanya kegiatan tambahan seperti kelas literasi, penguatan karakter, atau pelatihan keterampilan sesuai kebutuhan zaman.
BalasHapus2). dari sisi struktur, kurikulum merdeka belajar sudah disusun secara resmi dan cukup jelas karangkamya. didalamnya ada capaian pembelajaran, fase belajar, proyek penguatan profil belajar Pancasila , serta fleksibilitas bagi sekolah dan guru untuk menyesuaikan materi Dengan kondisi siswa. Sementara itu kurikulum berbasis cinta biasanya tidak kaku pada dokumen atau aturan tertentu . Dari sisi pendekatan pembelajaran, kurikulum merdeka belajar menekankan pembelajaran yang aktif, kontekstual, dan sesuai minat serta bakat siswa. Guru sebagai fasilitator, siswa diajak berpikir kritis , berdiskusi dan proyek nyata. Sementara itu, kurikulum berbasis cinta lebih menekankan pendekatan emosional dan kemanusiaan. Guru mengajar dengan kesabaran, empati, dan rasa peduli, serta lebih mengutamakan perasaan dan kondisi jiwa.
3). Jika saya adalah seorang guru di madrasah yang ingin mengembangkan kurikulum ekstrakurikuler berbasis minat dan bakat siswa, langkah yang saya ambil adalah langkah yang baik mulai dari memahami dulu kebutuhan dan ketertarikan siswa, jadi tidak langsung buat program, tetapi dengarkan siswa terlebih dahulu. misalnya ada siswa yang suka Hadroh, pidato, menggambar, olahraga, dll . nah dari sini kita sudah ada gambaran kegiatan ekstrakurikuler apa yang bener bener dibutuhkan, buka hanya formalitas. Lalu menentukan tujuan kegiatan,setelah itu peran guru mendampingi, bukan menekan. Untuk mengevaluasi keberhasilan gunakan cara yang sederhana dan manusiawi, lakukan refleksi bersama . Dengan cara ini kurikulum ekstrakurikuler tidak terasa kaku, tetapi hidup, menyenangkan, dan benar-benar membantu siswa menemukan serta mengembangkan minat dan bakatnya.
1.Kepala sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam manajemen kurikulum di sekolah. Salah satu tugas utama kepala sekolah adalah merencanakan kurikulum dengan mengoordinasikan penyusunan kurikulum sekolah agar sesuai dengan kurikulum nasional dan kebutuhan peserta didik. Selain itu, kepala sekolah juga bertugas mengorganisasikan kurikulum, seperti mengatur pembagian tugas guru, menyusun jadwal pelajaran, dan memastikan setiap guru mengajar sesuai dengan bidang keahliannya. Dalam pelaksanaan kurikulum, kepala sekolah berperan memastikan proses pembelajaran berjalan dengan baik melalui pemantauan kegiatan belajar mengajar di kelas. Kepala sekolah juga melakukan pengawasan dan supervisi akademik untuk menilai dan meningkatkan kualitas pembelajaran, misalnya dengan melakukan observasi kelas dan memberikan masukan kepada guru. Selanjutnya, kepala sekolah mengevaluasi pelaksanaan kurikulum dengan menganalisis hasil belajar peserta didik sebagai dasar perbaikan pembelajaran. Selain itu, kepala sekolah mendorong pengembangan kurikulum melalui inovasi pembelajaran dan peningkatan kompetensi guru, seperti mengadakan pelatihan atau workshop, agar kurikulum dapat terus berkembang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
BalasHapus2.Dari sisi struktur, Kurikulum Merdeka Belajar memiliki struktur yang fleksibel dengan fokus pada capaian pembelajaran, pengurangan materi yang terlalu padat, serta adanya projek penguatan Profil Pelajar Pancasila yang memberi ruang pengembangan kompetensi peserta didik. Sekolah dan guru diberikan kebebasan dalam menyusun modul ajar sesuai kebutuhan siswa. Sementara itu, kurikulum berbasis Cinta memiliki struktur yang lebih menekankan integrasi nilai-nilai karakter dan afektif ke dalam seluruh mata pelajaran dan budaya sekolah, tanpa struktur pembelajaran yang terlalu kaku, karena tujuan utamanya adalah pembentukan sikap dan nilai cinta dalam kehidupan sehari-hari.Dari sisi pendekatan pembelajaran, Kurikulum Merdeka Belajar menggunakan pendekatan yang berpusat pada peserta didik dengan menekankan pembelajaran mandiri, diferensiasi, dan pembelajaran berbasis projek. Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengembangkan potensi sesuai minat dan kemampuannya. Sebaliknya, kurikulum berbasis Cinta menggunakan pendekatan humanis dan emosional yang menekankan keteladanan, hubungan yang hangat antara guru dan siswa, serta pembelajaran yang menumbuhkan empati, kepedulian, dan rasa kasih sayang, sehingga keberhasilan belajar tidak hanya diukur dari aspek akademik, tetapi juga dari sikap dan perilaku siswa.
3.Sebagai guru di madrasah yang ingin mengembangkan kurikulum ekstrakurikuler berbasis minat dan bakat siswa, langkah yang dilakukan dimulai dengan mengidentifikasi minat dan bakat siswa melalui angket, observasi, dan masukan dari wali kelas serta orang tua. Setelah itu dilakukan pemetaan potensi siswa untuk menentukan jenis kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan karakter dan nilai-nilai madrasah. Selanjutnya guru menyusun tujuan, program kegiatan, jadwal, serta menentukan pembina ekstrakurikuler yang kompeten agar kegiatan berjalan terarah. Kurikulum ekstrakurikuler kemudian dilaksanakan secara bertahap dengan menekankan pengembangan kemampuan, minat, dan pembentukan karakter siswa. Keberhasilan kurikulum ini dievaluasi melalui keaktifan dan kedisiplinan siswa, perkembangan keterampilan dan sikap, prestasi atau karya yang dihasilkan, serta umpan balik dari siswa dan orang tua, yang selanjutnya digunakan sebagai bahan perbaikan dan pengembangan program ekstrakurikuler.
1. Tugas Kepala Sekolah dalam Manajemen Kurikulum
BalasHapusKepala sekolah memiliki peran strategis dalam manajemen kurikulum karena bertanggung jawab memastikan proses pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan. Tugas utama kepala sekolah meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kurikulum. Dalam tahap perencanaan, kepala sekolah memimpin penyusunan kurikulum satuan pendidikan dengan melibatkan guru dan tenaga kependidikan, termasuk menyusun visi, misi, serta program tahunan dan semester. Pada tahap pelaksanaan, kepala sekolah mengoordinasikan guru agar melaksanakan pembelajaran sesuai kurikulum, menyediakan sarana prasarana, serta mendukung pengembangan profesional guru melalui pelatihan. Selanjutnya, kepala sekolah melakukan supervisi akademik untuk memantau kualitas pembelajaran di kelas. Contohnya, kepala sekolah melakukan observasi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru. Terakhir, kepala sekolah mengevaluasi kurikulum melalui rapat evaluasi dan analisis hasil belajar siswa guna perbaikan berkelanjutan.
2. Perbedaan Kurikulum Merdeka Belajar dan Kurikulum Berbasis Cinta
Kurikulum Merdeka Belajar dan kurikulum berbasis Cinta memiliki perbedaan yang terlihat dari struktur dan pendekatan pembelajarannya. Dari sisi struktur, Kurikulum Merdeka Belajar bersifat fleksibel, memberi kebebasan kepada satuan pendidikan dan guru untuk menyesuaikan materi sesuai kebutuhan dan karakteristik siswa. Kurikulum ini menekankan capaian pembelajaran dan proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila. Sementara itu, kurikulum berbasis Cinta lebih menekankan nilai-nilai afektif seperti kasih sayang, empati, toleransi, dan penghargaan terhadap sesama, sehingga strukturnya lebih berorientasi pada pembentukan karakter dan moral. Dari sisi pendekatan pembelajaran, Kurikulum Merdeka Belajar menggunakan pendekatan student-centered learning yang mendorong siswa aktif, kreatif, dan kritis. Sebaliknya, kurikulum berbasis Cinta menekankan pendekatan pembelajaran humanis dan reflektif yang mengutamakan hubungan emosional positif antara guru dan siswa dalam proses belajar.
3. Pengembangan dan Evaluasi Kurikulum Ekstrakurikuler Berbasis Minat dan Bakat
Sebagai guru di madrasah yang ingin mengembangkan kurikulum ekstrakurikuler berbasis minat dan bakat siswa, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan identifikasi minat dan bakat siswa melalui angket, wawancara, atau observasi. Setelah itu, guru menyusun program ekstrakurikuler yang relevan, seperti seni, olahraga, keagamaan, atau keterampilan, dengan tujuan dan indikator yang jelas. Langkah berikutnya adalah menyediakan pembina yang kompeten serta sarana pendukung yang memadai. Program kemudian disosialisasikan kepada siswa dan orang tua agar mendapat dukungan penuh. Untuk mengevaluasi keberhasilannya, guru dapat menilai tingkat partisipasi dan keaktifan siswa, perkembangan keterampilan yang ditunjukkan, serta prestasi yang diraih dalam kegiatan atau lomba. Selain itu, evaluasi juga dapat dilakukan melalui refleksi siswa, masukan dari orang tua, dan rapat evaluasi rutin untuk memperbaiki program ekstrakurikuler secara berkelanjutan.
1) Tugas Kepala sekolah dalam manajemen kurikulum mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum di sekolah. kepala sekolah juga bertanggung jawab dalam Menyusun dan mengembangkan kurikulum operasional sekolah contoh nyaa menyesuaikan kurikulum merdeka dengan konteks lokal sekolah, Mengkoordinasi guru dalam perencanaan pembelajaran, Mengawasi pelaksanaan pembelajaran, Mendorong inovasi pembelajaran dan Evaluasi misalnya mengevaluasi hasil belajar siswa dan kinerja guru, lalu menyusun strategi perbaikan.
BalasHapus2) Jika dilihat dari sturktur
- Kurikulum merdeka lebih fleksibel, memberi ruang guru dan sisea memilih materi sesuai konteks dan kebutuhan.
- Kurikulum berbasis cinta lebih menekankan nilai nilai spiritual, kasih sayang, dan relasi antarmanusia sebagai fondasi pembelajaran.
lalu jika dilihat dari pendekatan pembelajaran nya:
- kurikulum merdeka fokus pada student agency, pembelajaran berdiferensiasi,dan proyek nyata
- kurikulum cinta menekankan pembelajaran bermakna secara emosional, hubungan hangat antara guru dan siswa, serta pendidikan karakter yang mendalam.
3) Langkah pertama yang saya lakukan adalah mengenali dulu apa saja minat dan bakat siswa, ini bisa di lakukan lewat angket, wawancata atau observasi langsung lalu setelah itu, saya akan memetakan sumber daya yang tersediaa dengan melihat potensi guru, alumni atau mitra luar yang bisa jadi pembina ekskul Lalu saya menyusun program ekstrakurikuler yang sesuai dengan hasil identifikasi tadi, lengkap dengan tujuan, jadwal, dan indikator keberhasilan. Setelah program berjalan, saya akan melakukan pendampingan dan pemantauan secara rutin untuk memastikan kegiatan berjalan lancar dan siswa merasa nyaman serta berkembang. nah, untuk mengevaluasi keberhasilan program ekstrakurikuler ini bisa di lakukan lewat:
- kuantitatif: yaitu melihat jumlah peserta, kehadiran dan partisipasi aktif
-kualitatif: observasi perubahan sikap, wawancara siswa/guru/orang tua dan portofolio hasil karya.
1. Tugas kepala sekolah dalam manajemen kurikulum adalah merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum agar pembelajaran berjalan efektif. Kepala sekolah menyusun program kurikulum bersama guru, mengatur pembagian tugas mengajar, mengawasi pelaksanaan pembelajaran di kelas, serta menilai hasil belajar siswa untuk perbaikan kurikulum. Contohnya, kepala sekolah mengadakan rapat penyusunan kalender akademik, melakukan supervisi kelas, dan mengevaluasi hasil ujian siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
BalasHapus2. Perbedaan Kurikulum Merdeka Belajar dan kurikulum berbasis Cinta terletak pada struktur dan pendekatan pembelajaran. Kurikulum Merdeka Belajar memiliki struktur yang fleksibel dan berfokus pada capaian kompetensi serta kebutuhan siswa dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan berbasis proyek, sedangkan kurikulum berbasis Cinta lebih menekankan nilai kasih sayang, empati, dan pembentukan karakter dengan suasana belajar yang humanis, hangat, dan menghargai hubungan antara guru dan siswa.
3. Pengembangan kurikulum ekstrakurikuler berbasis minat dan bakat di madrasah dilakukan dengan mengidentifikasi minat dan bakat siswa melalui angket atau observasi, menentukan jenis kegiatan yang sesuai, menyusun tujuan dan program kegiatan, serta menyiapkan pembina dan sarana pendukung. Keberhasilannya dievaluasi melalui tingkat partisipasi siswa, perkembangan kemampuan dan keterampilan yang terlihat, prestasi atau karya yang dihasilkan, serta umpan balik dari siswa dan orang tua terhadap manfaat kegiatan tersebut.
1. Tugas kepala sekolah dalam manajemen kurikulum meliputi tiga hal utama. Pertama, merencanakan kurikulum sesuai standar pendidikan dan kebutuhan siswa. Misalnya, kepala sekolah menyesuaikan alokasi waktu mata pelajaran dan menambahkan program ekstrakurikuler yang mendukung bakat siswa.
BalasHapusKedua, mengawasi dan mengimplementasikan kurikulum. Kepala sekolah memastikan guru mengajar sesuai rencana, memberikan bimbingan, serta memfasilitasi pelatihan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Contohnya, kepala sekolah bisa mengadakan workshop penggunaan metode pembelajaran aktif atau teknologi pendidikan.
Ketiga, mengevaluasi dan mengembangkan kurikulum. Kepala sekolah menilai efektivitas kurikulum melalui hasil belajar siswa, masukan guru, dan orang tua, kemudian melakukan perbaikan bila diperlukan. Misalnya, jika kemampuan literasi siswa rendah, kepala sekolah menambahkan program membaca intensif atau menulis kreatif untuk meningkatkan kompetensi.
2. Berikut perbedaan antara Kurikulum Merdeka Belajar dan kurikulum berbasis Cinta dari sisi struktur dan pendekatan pembelajaran:
1. Struktur Kurikulum a. Merdeka Belajar: Fleksibel, siswa bisa memilih program tambahan sesuai minat dan bakat. Fokus pada capaian kompetensi, bukan sekadar nilai ujian. b. Berbasis Cinta: Terintegrasi dengan nilai-nilai moral, empati, dan kepedulian. Setiap mata pelajaran tidak hanya akademik tapi juga menanamkan nilai kasih sayang dan karakter.
2. Pendekatan Pembelajaran a. Merdeka Belajar: Berbasis proyek, eksperimen, dan pembelajaran kontekstual. Guru jadi fasilitator, siswa aktif eksplorasi minatnya. b. Berbasis Cinta: Humanistik dan emosional. Siswa belajar memahami materi sekaligus menginternalisasi nilai-nilai empati, toleransi, dan tanggung jawab sosial.
Singkatnya, Merdeka Belajar fokus pada fleksibilitas dan kompetensi, sedangkan Kurikulum Berbasis Cinta fokus pada pengembangan karakter dan nilai moral.
3. 1) Langkah-langkah mengembangkan kurikulum ekstrakurikuler berbasis minat dan bakat: a. Identifikasi minat dan bakat siswa: Bisa dilakukan lewat survei, wawancara, atau observasi langsung. Misalnya, menanyakan kegiatan apa yang paling mereka suka atau menilai kemampuan mereka di bidang seni, olahraga, atau sains. b. Menyusun daftar ekstrakurikuler: Berdasarkan hasil identifikasi, buat daftar kegiatan yang sesuai, misalnya klub debat, robotik, pramuka, seni tari, atau musik. c. Merencanakan program dan jadwal: Tentukan durasi, frekuensi pertemuan, dan target capaian tiap kegiatan. Jangan lupa menyesuaikan dengan jadwal pelajaran agar tidak bentrok. d. Menyiapkan sumber daya: Persiapkan guru pembimbing, fasilitas, alat, dan materi yang dibutuhkan agar kegiatan bisa berjalan lancar. e. Sosialisasi ke siswa dan orang tua: Jelaskan tujuan dan manfaat ekstrakurikuler agar mereka termotivasi ikut serta.
2) Cara mengevaluasi keberhasilan kurikulum ekstrakurikuler: a. Partisipasi dan konsistensi siswa: Amati seberapa banyak siswa yang ikut dan rutin hadir dalam kegiatan. Tingkat keaktifan bisa jadi indikator awal keberhasilan. b. Peningkatan kemampuan dan minat: Evaluasi perkembangan keterampilan atau prestasi siswa sesuai jenis ekstrakurikuler. Misalnya, siswa di klub musik semakin mahir memainkan alat musik atau bisa tampil di pentas sekolah. c. Umpan balik siswa dan orang tua: Lakukan survey atau diskusi untuk mengetahui apakah kegiatan sesuai harapan dan bermanfaat bagi mereka. d. Prestasi dan pencapaian nyata: Bisa berupa penghargaan lomba, proyek yang berhasil, atau peningkatan kreativitas dan kerjasama antar siswa.
1. Kepala sekolah memiliki peran sentral dalam manajemen kurikulum sebagai pemimpin pembelajaran di satuan pendidikan. Dalam perencanaan kurikulum, kepala sekolah bertugas mengoordinasikan penyusunan kurikulum agar selaras dengan kebijakan nasional, visi dan misi sekolah, serta kebutuhan peserta didik, misalnya dengan memimpin tim pengembang kurikulum dalam menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan. Dalam pelaksanaan, kepala sekolah mengatur pengorganisasian kurikulum melalui pembagian tugas guru, penyusunan jadwal pelajaran, serta pengelolaan beban mengajar agar pembelajaran berjalan efektif dan efisien. Selain itu, kepala sekolah juga melaksanakan pengawasan dan evaluasi kurikulum melalui supervisi akademik, penilaian hasil belajar, serta monitoring proses pembelajaran, sehingga hasil evaluasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengembangan dan penyempurnaan kurikulum secara berkelanjutan.
BalasHapus2. Kurikulum Merdeka Belajar memiliki struktur yang fleksibel dan berorientasi pada capaian pembelajaran, di mana satuan pendidikan diberikan kewenangan untuk menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik peserta didik serta kondisi sekolah, termasuk melalui proyek penguatan profil pelajar Pancasila. Pendekatan pembelajaran dalam kurikulum ini menekankan student-centered learning, diferensiasi pembelajaran, dan pengembangan kompetensi secara holistik. Sementara itu, kurikulum berbasis cinta lebih menitikberatkan pada struktur kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai cinta, seperti cinta kepada Tuhan, sesama manusia, lingkungan, dan bangsa, ke dalam seluruh mata pelajaran. Pendekatan pembelajarannya bersifat humanistik dan berbasis nilai, dengan tujuan utama membentuk sikap empati, kasih sayang, kepedulian sosial, dan akhlak mulia peserta didik melalui proses pembelajaran yang bermakna.
3. Dalam mengembangkan kurikulum ekstrakurikuler berbasis minat dan bakat siswa di madrasah, langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi minat dan bakat peserta didik melalui angket, observasi, atau wawancara, kemudian menganalisis kesesuaiannya dengan potensi dan sumber daya madrasah. Selanjutnya, guru merumuskan tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pengembangan bakat, karakter, dan nilai keislaman, serta menyusun program kegiatan, jadwal, dan indikator keberhasilan secara sistematis sebelum pelaksanaan. Evaluasi keberhasilan kurikulum ekstrakurikuler dilakukan dengan menilai proses pelaksanaan, tingkat partisipasi siswa, serta hasil yang dicapai berupa peningkatan keterampilan, sikap, dan prestasi siswa, baik akademik maupun nonakademik, kemudian hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai bahan tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program pada periode berikutnya.
1. Tugas Kepala Sekolah dalam Manajemen Kurikulum
BalasHapusKepala sekolah memiliki peran strategis dalam mengelola kurikulum agar tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efisien. Tugas-tugas tersebut meliputi:
Perencanaan kurikulum
Kepala sekolah memimpin penyusunan visi, misi, serta tujuan kurikulum sekolah sesuai dengan kebijakan nasional dan kebutuhan peserta didik.
Contoh: mengoordinasikan guru dalam menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP).
Pengorganisasian kurikulum
Mengatur pembagian tugas mengajar, jadwal pelajaran, dan struktur program pembelajaran.
Contoh: menetapkan guru pengampu mata pelajaran dan jadwal proyek penguatan profil pelajar.
Pelaksanaan kurikulum
Memastikan kurikulum diimplementasikan secara konsisten oleh seluruh guru.
Contoh: memantau penerapan Kurikulum Merdeka di kelas melalui supervisi akademik.
Pengawasan dan evaluasi kurikulum
Melakukan supervisi, penilaian, serta tindak lanjut perbaikan pelaksanaan kurikulum.
Contoh: mengadakan rapat evaluasi hasil belajar siswa setiap akhir semester.
Pengembangan kurikulum
Mendorong inovasi dan penyesuaian kurikulum sesuai perkembangan zaman dan kebutuhan peserta didik.
Contoh: mendukung integrasi pembelajaran berbasis digital dan penguatan karakter keislaman.
2. Kurikulum Merdeka Belajar menekankan pada fleksibilitas struktur kurikulum dan pengembangan kompetensi peserta didik. Dalam kurikulum ini, capaian pembelajaran disusun secara bertahap sesuai fase perkembangan siswa, sehingga satuan pendidikan dan guru memiliki keleluasaan dalam menentukan strategi, metode, serta perangkat pembelajaran. Pembelajaran diarahkan pada penguatan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kemandirian, dan pemecahan masalah, salah satunya melalui pembelajaran berbasis proyek. Pendekatan yang digunakan bersifat berpusat pada peserta didik (student-centered learning), di mana guru berperan sebagai fasilitator dan pendamping proses belajar. Penilaian dalam Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada asesmen formatif dan reflektif untuk melihat perkembangan belajar siswa secara berkelanjutan.
Sementara itu, Kurikulum Berbasis Cinta lebih menitikberatkan pada pembentukan karakter dan nilai-nilai afektif peserta didik. Struktur kurikulumnya bersifat integratif dan tematik, dengan muatan nilai cinta kepada Tuhan, sesama manusia, diri sendiri, dan lingkungan sebagai fondasi utama pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dalam kurikulum ini berorientasi pada internalisasi nilai melalui keteladanan, pembiasaan, dan hubungan emosional yang positif antara guru dan siswa. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai teladan moral dan pembimbing spiritual. Penilaian dalam Kurikulum Berbasis Cinta tidak hanya mengukur aspek kognitif, tetapi juga menilai sikap, perilaku, serta perkembangan karakter siswa dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pengembangan Kurikulum Ekstrakurikuler Berbasis Minat dan Bakat Siswa di Madrasah
Sebagai guru di madrasah, langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah:
a. Langkah-langkah Pengembangan
Identifikasi minat dan bakat siswa
Melalui angket, wawancara, observasi, dan diskusi dengan wali kelas serta orang tua.
Pemetaan potensi dan kebutuhan madrasah
Menyesuaikan minat siswa dengan sumber daya yang tersedia (pembina, sarana, waktu).
Perumusan tujuan dan jenis ekstrakurikuler
Menentukan kegiatan seperti tahfiz, hadrah, pramuka, olahraga, seni, jurnalistik, atau sains klub.
Penyusunan program dan jadwal kegiatan
Menyusun kurikulum ekstrakurikuler yang mencakup tujuan, materi, metode, dan indikator keberhasilan.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
Dilaksanakan secara rutin dengan pendekatan pembinaan, praktik, dan pendampingan.
Pelibatan pihak terkait
Mengajak orang tua, alumni, dan mitra eksternal untuk mendukung kegiatan.
b. Evaluasi Keberhasilan
Evaluasi dilakukan melalui:
Evaluasi partisipasi siswa (kehadiran dan keaktifan).
Evaluasi perkembangan minat dan bakat (hasil karya, prestasi, keterampilan).
Penilaian sikap dan karakter (disiplin, kerja sama, tanggung jawab).