Berbantah-Bantahan dalam Islam
Penjelasan Tafsir Al-Anfal 46 (Larangan berbantah-bantahan)
Berbantah-bantahan berasal dari kata bantah yang artinya cekcok atau bertengkar mulut. Sementara berbantah-bantahan artinya adalah saling membantah.
Tafsir Surat Al-Anfal ayat 46 menjelaskan bahwa Allah memerintahkah kepada umat Islam untuk senantiasa taat kepada Allah dan rasulnya serta melarang kita untuk berbantah-bantahan, karena berbantah-bantahan hanya akan membuat kita menjadi pribadi yang lemah, tidak bersemangat dan menjadi gentar atau lenyapnya kedaulatan dan kekuatan. Berbantah-bantahan juga dapat menyebabkan hilangnya ilmu serta dapat mengeraskan hati. Sebaliknya ketaatan kepada Allah dan mengikuti sunnah nabiNya akan menjadikan umat Islam menjadi umat yang kuat sehingga sebuah negeri dari ujung barat hingga timur mampu ditaklukkan.
Sebuah lembaga pendidikan tidak akan berjaya dan gemilang manakala sesama
anggotanya saling berbantah-bantahan. Namun membantah untuk menjelaskan kebenaran
haruslah ditegakkan karena hal ini tergolong kedalam amar ma’ruf nahi mungkar, akan tetapi terkadang dalam menyampaikan bantahan tidak jarang justru berbalik manjadi
perpecahan sehingga kebanaran tidak sampai.
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali sering dijumpai orang-orang yang berbantah-bantahan, sedangkan dirinya menyadari
kesalahnnya namun tetap ngeyel dan tidak mau menerima kebenaran. Sikap seperti ini tentu saja sangat dibenci Allah karena mengindikasikan adanya kesombongan dalam diri, tidak mau
mengakui kesalahan dan menerima kebenaran yang datangnya dari orang lain. Hal
ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh imam Bukori sebagai berikut:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبْغَضُ الرِّجَالِ إِلَى
اللَّهِ الأَلَدُّ الخَصِمُ
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang suka berbantah-bantahan.” [1]
Untuk mengorganisasikan individu dalam sebuah organisasi
tidak jarang terjadi gesekan pendapat sehingga menyebabkan adu argumen. Untuk menghindari
hal ini masing-masing individu tentu dituntut untuk saling memahami kewajibanya
sebagai anggota dalam sebuah organisasi serta menjalankan peran dan fungsinya
masing-masing.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menyampaikan kebenaran atau menyampaikan bantahan yakni: (1) Meyakini bahwa hidayah datangnya dari Allah SWT (2) Menyampaikan kebenaran semata-mata karena Allah. (3) Sampaikan bantahan secara pribadi bukan dihadapan orang banyak (di tempat umum) (4) Memahami bahaya suka berbantah-bantahan.
[1] HR. Bukhari no. 7188 dan Muslim no.
2668
Posting Komentar untuk "Berbantah-Bantahan dalam Islam "