MEMBUMIKAN BUDAYA LITERASI
Oleh Dr. Nur Komariah, M.Pd.I
DASAR PENTINGNYA MEMBACA
Iqra’(Bacalah!) adalah perintah pertama (Lihat Q.S al-‘Alaq.1-5) yang
Allah sampaikan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril di Gua Hira
sebelum adanya perintah Allah lainnya seperti shalat, puasa, zakah, haji dan
lain sebagainya. Hal ini mengindikasikan bahwa membaca memiliki peranan penting
dalam tatanan kehidupan manusia. Melalui membaca, Allah akan memberikan
pemahaman sehingga manusia mampu mengatasi persoalan-persoalan yang
dihadapinya, memahami keberadaan dirinya sebagai hamba Allah dan memahami apa yang
menjadi kewajibannya sebagai hamba Allah. Dengan demikian dapat difahami bahwa
seseorang yang tidak membaca tidak akan memahami pesan-pesan yang Allah sampaikan
kepada dirinya baik itu melalui kitabNya, sunnah RasulNya maupun tanda-tanda
lain yang Allah isyaratkan memalui alam semesta ini.
AKIBAT KURANG
MEMBACA
Ketidak
mampuan manusia membaca dan memahami ayat-ayat Allah tentu saja akan berakibat
kepada kerusakan seperti bencana banjir dikarenakan ketidak fahaman manusia
akan pentingnya kebersihan dan kesadaran yang rendah untuk membuang sampah pada
tempatnya dan lebih memilih membuang sampah kesungai sehingga berakibat pada
musibah banjir dan terbunuhnya ekosistem laut, musibah asap dikarenakan tidak
taatnya pada aturan yang telah ditetapkan pemerintah dan lain sebagainya. Semua
itu disebabkan karena kurangnya pemahaman manusia yang semuanya bermuara pada
kurangnya minat manusia untuk membaca, merenung, berfikir dan lebih mencintai
susatu yang menyenangkan dirinya seperti berbelanja, bersantai dan
bermegah-megahan. Padahal hal tersebut
justru akan membawa peradaban manusia kepada kerusakan dan kemundurn
sebagaimana yang dikisahkan pada zaman bani Abbasiyah pada saat itu yang mencintai
kemewahan dan memilih hidup bermewah-mewahan sehingga menyebabkan kemiskinan
dan kemunduran. (baca: faktor-faktor kemunduran bani Abbasiyah). Hal itu tentu
saja sangat jauh dari tuntunan Nabi dan sahabat-sahabatnya yang senantiasa
memilih hidup sederhana dan lebih mengedepankan ilmu pengetahuan demi membangun
peradaban Islam yang kuat baik dibidang politik, perekonomian maupun ilmu
pendidikan.
Bahaya
lain akibat kurangnya minat membaca adalah merebaknya fitnah (hoax) sebagaimana
yang sering terjadi pada saat ini. Kecanggihan teknologi tidak dibarengi dengan
semangat tinggi untuk terus menggali ilmu pengetahuan dan merasa puas atas
informasi baru yang diterimanya serta enggan melakukan pengkajian atau
penelurusan terhadap suatu informasi yang diterimanya juga berakibat pada
kualitas diri yang rendah sehingga mudah di hasut atau di adu domba dan menjadi
korban (hoax). Rendahnya minat membaca tidak hanya dapat menurunkan
kualitas diri namun dapat juga berakibat pada kesombongan karena merasa dirinya
yang paling benar, merasa puas atas pengetahuan yang sudah didapatnya dan
menutup diri atas informasi-informasi baru lainnya.
KEUTAMAAN
MEMBACA
Sementara
itu, banyak keutamaan-keutamaan yang di dapat melalui membaca diantaranya
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, melatih keterampilan untuk berfikir dan
menganalisa setiap pemberitaan-pemberitaan yang di terima dan meningkatkan rasa
empati seseorang, karena membaca buku akan menjadikan pembacanya menjadi orang
yang berpengetahuan dan menundukkan kesombongan yang ada di dalam dirinya.
Selain menjadi manusia yang cerdas dan berpengetahuan dengan membaca manusia akan mampu menundukkan
dunia, seperti Muhammad Al-Fatih atau dikenal juga dengan Fatih Sultan Mehmed
yang memiliki kepakaran di bidang ketentaraan, matematika, dan menguasai enam
bahasa saat berumur 21 tahun, berhasil menjadi penguasa Utsmani ketujuh dan
dikenal sebagai pahlawan turki dan Dunia Islam secara luas. Selanjutnya Ibnu
Sina adalah ilmuwan asal Persia dengan karyanya yang terkenal “The Canon of
Medicine” dan masih banyak lagi tokoh Islam lainnya. Tokoh penting yang berasal
dari Indonesia diantaranya ada Ir. Soekarno dengan gelarnya sebagai bapak
proklamasi, Baharuddin Jusuf Habibi dengan gelarnya sebagai bapak teknologi Indonesia
karena dialah pencetus beberapa perusahaan teknologi Indonesia selain itu Joko
widodo yang juga dikenal sebagai tokoh dunia karena keilmuannya. Tokoh-tokoh
tersebut tentu saja tidak serta merta mendapatkan keberhasilan tersebut akan
tetapi melalui proses yang panjang disertai dengan ketekunan, kerja keras dan
tentu saja melalui proses pendidikan yang tidak instan. Pentingnya pendidikan
dalam menopang kehidupan manusia telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW bahwa
من اراد الدينا فعليه بالعلم ومن اراد
الأخرة فعليه بالعلم ومن ارادهما فعليه بالعلم
PENANAMAN
BUDAYA MEMBACA SEJAK DINI
Membaca
dan menulis sebagai bagian dari kegiatan literasi perlu ditanamkan sejak dini
mungkin kepada para peserta didik. Untuk itu anak-anak perlu diberikan
keteladanan dari orang dewasa khususnya dari guru-guru dan orang tua di rumah.
Penciptaan lingkungan yang mendukung untuk anak-anak membaca saja tidak cukup
manakala orang tua dan guru tidak memiliki minat untuk membaca dan menulis
untuk itu keteladanan atau minimal pendampigan dari orang tua dan guru sangat
diperlukan untuk menumbukan minat baca pada anak sejak dini. Penanaman minat
baca pada anak sejak dini sangat penting untuk mengembangkan potensi yang ada
pada anak. Karena pada dasarnya anak dilahirkan membawa potensi sejak lahir.
Melalui penanaman membaca sejak dini diharapkan anak dapat menemukan potensi
dirinya dan mengembangkan potensinya sejak dini. Selain terhibur dengan membaca
anak akan terbuka cakrawala berfikirnya sehingga dapat diarahkan kemana
kecenderungan minat dan bakat anak terhadap suatu profesi atau keahlian.
Kegiatan membaca akan memberikan dampak perubahan positif terhadap para pembacanya,
oleh karena itu dukungan orang tua dan guru disekolah untuk menumbuhkan minat
baca sangat diperlukan.
PENANAMAN
MEMBACA PADA USIA DEWASA
Penanaman
minat membaca tidak hanya pada anak usia dini namun perlu juga upaya
menumbuhkan minat membaca pada usia dewasa terutama pada kalanganan akademisi
seperti guru, dosen dan para praktisi pendidikan. Selama proses pendidikan
tentu saja membaca adalah suatu kewajiban yang tidak bisa di tawar karena
sebuah tuntutan dalam pendidikan. Namun membaca dan menulis diluar tugas belum
tampak membudaya di kalangan akademisi lebih-lebih pada anak usia dini. Kondisi ini tentu saja perlu upaya bersama
untuk menumbuhkan kembali minat membaca baik pada kalangan anak-anak maupun pada
kalangan dewasa khususnya pada kalangan akademisi. Pada era digital seperti
saat ini kemudahan yang ada hendaknya bisa dimanfaatkan sebagai sarana membaca
buku-buku (ebook).
Membaca
dan menulis adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain bagi
tenaga pendidik. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut guru dan
dosen untuk senantiasa melakukan update dan upgrade ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu membaca buku maupun membaca situasi lapangan (penelitian) dan
kemudia menuliskannya kedalam sebuah laporan penelitian seperti jurnal,
prociding selanjutnya dilakukan seminar dan di publikasikan melalui buku harus
selalu digerakkan. Hal ini dinilai sangat penting mengingat perkembangan ilmu
pengetahuan tumbuh dengan cepatnya tanpa bisa dihindari. Oleh karena itu perlu
upaya bersama untuk menumbuhkan minat baca dimulai dari guru sebagai pendidik
di sekolah, dosen di perguruan tinggi serta ibu-ibu di dalam rumahnya
masing-masing serta pemerintahan RT, Lurah, kecamatan, kabupaten hingga
provinsi. Bergerak bersatu padu mendukung anak didik, guru, dosen dan
masyarakat pada umumnya untuk menumbuhkan kembali minat membaca. Salah satu
sarana atau wadah yang berperan aktif dalam menumbuhkan minat membaca adalah
Taman Bacaan Masyarakat (TBM).
Taman
Bacaan Masyarakat (TBM) merupakan salah satu wadah yang memfasilitasi
masyarakat untuk menumbuhkan minat baca pada masyarakat. Sesuai dengan namanya
maka objek sasaran program TBM adalah untuk semua usia termasuk anak-anak dan
dewasa. Terdapat beberapa titik TBM yang tersebar di wilayah Tembilahan
diantaranya ada TBM Nabila yang terletak di JL. Suhada No.16 Tembilahan Hulu.
Sebagai salah satu aktivis di bidang akademisi perguruan tinggi saya merasa
terpanggil untuk berperan aktif membangun peradaban baru dengan menumbuhkan
minat membaca dan menulis pada anak sejak dini. TBM Nabila selain menyediakan
buku-buku untuk kalangan anak-anak, guru, dosen dan mahasiswa, juga memberikan
program maghrib mengaji. Memberikan pembekalan baca alqur’an, pengenalan kitab
kunig seperti safinatuh najah, tuhfatul athfal, alala, baina yadaika dan
tahfiz. Pendirian TBM Nabila sendiri dilator belakangi karena perimintaan warga
setempat untuk belajar bahasa Arab dan belajar mengaji. Adapun waktu
operasional TBM Nabila adalah setiap hari Senin-Sabtu mulai Jam 18.30-20.30. Pada sela-sela
kegiatan belajar, peserta didik diberikan tugas membaca dan menulis sesuai
dengan minat masing-masing.
Pada
ahirnya tulisan sederhana ini berupaya untuk memotivasi diri sendiri khususnya,
mengajak teman-teman satu profesi guru, dosen, dan ibu-ibu rumah tangga sebagai
madrasah pertama bagi anak-anaknya pada umumnya untuk bersama-sama menumbuhkan
minat membaca pada anak sejak dini, menciptakan lingkungan rumah dan sekolah
atau kampus yang mendukung untuk membaca dan menulis.
Posting Komentar untuk "MEMBUMIKAN BUDAYA LITERASI"