Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kitab Ta'lim Muta'alim


Pedoman Etika Menuntut Ilmu dalam Islam

Kitab Ta'lim al-Muta'allim adalah sebuah karya klasik (turats) yang monumental dalam dunia pendidikan Islam. Ia bukanlah kitab tentang kurikulum atau mata pelajaran tertentu, melainkan sebuah manual etika (adab) bagi para penuntut ilmu. Kitab ini telah menjadi rujukan utama di pesantren-pesantren tradisional (salaf) di Nusantara dan dunia Islam selama berabad-abad.

1. Profil Singkat Pengarang: Imam Az-Zarnuji

Nama lengkap beliau adalah Burhanuddin Ibrahim bin Ismail bin Jama'ah al-Zarnuji. Beliau hidup pada abad ke-6 Hijriah (sekitar abad ke-12-13 Masehi) di Zarnuj, sebuah kota di kawasan Asia Tengah (sekarang dekat Iran atau Afghanistan). Ia adalah seorang ulama yang belajar kepada banyak masyayikh (guru) besar pada masanya. Latar belakangnya yang hidup dalam tradisi keilmuan Islam yang kental mendorongnya untuk merangkum intisari adab menuntut ilmu dalam kitabnya yang legendaris ini.

2. Latar Belakang dan Tujuan Penulisan

Imam Az-Zarnuji menulis kitab ini didorong oleh kegelisahannya melihat para pelajar pada zamannya yang meskipun bersungguh-sungguh dalam belajar, seringkali tidak kunjung berhasil meraih ilmu yang bermanfaat (barakah). Beliau menyimpulkan bahwa masalah utamanya adalah kelalaian dalam mempelajari dan mengamalkan adab-adab dalam menuntut ilmu.

Tujuan kitab ini adalah untuk memberikan panduan praktis dan spiritual bagi para pelajar (muta'allim) agar proses belajar mereka efektif, diridhai Allah SWT, dan ilmu yang diperoleh membawa cahaya (nur) serta kebermanfaatan bagi diri dan masyarakat.

3. Isi dan Pokok-Pokok Pembahasan Utama

Kitab ini relatif tipis tetapi padat berisi. Pembahasannya mencakup 13 bab yang saling berkaitan:

·  Hakikat Ilmu, Hukum Menuntutnya, dan Keutambahannya: Menegaskan bahwa menuntut ilmu adalah ibadah dan fardhu kifayah, bahkan fardhu ain untuk ilmu agama yang dasar.

·    Niat dalam Menuntut Ilmu: Menekankan bahwa niat harus ikhlas karena Allah, bukan untuk mencari popularitas, kekayaan, atau debat.

·   Memilih Ilmu, Guru, dan Teman: Memberi kriteria bagaimana memilih ilmu yang tepat, guru yang alim dan wara', serta teman yang shalih dan mendukung.

·  Hormat kepada Ilmu dan Guru (Ta'dzim): Ini adalah pilar utama. Keberkahan ilmu ada pada menghormati guru dan ilmu itu sendiri.

·    Kesungguhan, Ketekunan, dan Kontinuitas (Mujahadah): Ilmu tidak akan didapat dengan kemalasan, tetapi dengan kesungguhan dan belajar secara konsisten.

·   Metode dan Tata Cara Belajar: Membahas tentang memulai belajar, kadar pelajaran, urutan materi, dan pentingnya pemahaman (fahm).

·  Tawakal: Meski harus bersungguh-sungguh, seorang pelajar harus bersandar sepenuhnya kepada Allah atas pemahaman yang diberikan.

·     Waktu Belajar yang Afdal: Membahas kapan waktu terbaik untuk menyerap ilmu.

·     Saling Menasihati dan Berkasih Sayang: Menciptakan lingkungan belajar yang positif.

·     Mencari Tambahan Ilmu Pengetahuan: Anjuran untuk selalu haus akan ilmu.

·    Bersikap Wara' (Hati-hati) saat Menuntut Ilmu: Menjaga diri dari hal-hal yang syubhat dan maksiat yang dapat mengotori hati.

· Hal-hal yang dapat Menguatkan Hafalan dan Melemahkannya: Tips-tips praktis berdasarkan pengalaman ulama.

·  Hal-hal yang Mendatangkan Rezeki dan Menghalanginya: Menghubungkan antara akhlak, ibadah, dan rezeki dari Allah.

4. Keistimewaan dan Relevansi Kitab Ini

·   Fokus pada Adab sebelum Ilmu: Kitab ini menempatkan akhlak dan spiritualitas sebagai fondasi utama sebelum mempelajari konten keilmuan. Ini prinsip yang sangat dalam: "Ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada pelaku maksiat."

·     Panduan Holistik: Az-Zarnuji tidak hanya membahas aspek teknis belajar, tetapi juga aspek batiniah seperti niat, tawakal, dan kebersihan hati.

·     Langgeng dan Relevan: Meski ditulis ratusan tahun lalu, prinsip-prinsipnya tetap berlaku hingga era modern. Konsep menghormati guru, kesungguhan, manajemen waktu, dan pentingnya memilih lingkungan yang baik adalah nilai universal dalam pendidikan.

·    Bahasa yang Sederhana dan Mudah Dipahami: Kitab ini ditulis dengan gaya bahasa yang jelas dan disertai dengan contoh-contoh nyata dari kehidupan ulama, membuatnya mudah dicerna.

5. Kritik dan Catatan Penting

Dalam konteks kekinian, beberapa hal dalam kitab ini perlu dipahami dengan konteks zamannya:

·   Ketaatan Mutlak kepada Guru: Konsep taat tanpa reserve kepada guru perlu disikapi secara bijak. Dalam konteks sekarang, menghormati guru tetap wajib, tetapi juga perlu dialog yang sehat dan kritis, selama tetap dalam koridor adab.

·   Beberapa Penyebab Susah Rezeki: Sebagian penjelasan tentang hal-hal yang menghalangi rezeki (seperti tidur pagi) bersifat umum (guideline) dan bukan hukum mutlak yang kaku.

·   Metode Hafalan: Kitab ini sangat kuat dalam tradisi hafalan, yang merupakan metode utama pada masanya. Pendidikan modern sekarang lebih menekankan pada pemahaman konsep, kritik, dan kreativitas. Namun, untuk beberapa disiplin ilmu (seperti ilmu alat: Nahwu, Sharaf, Quran-Hadits), hafalan tetap sangat crucial.

Kesimpulan

Kitab Ta'lim al-Muta'allim adalah karya yang tidak ternilai harganya. Ia mengingatkan kita bahwa pendidikan bukan sekadar transfer informasi (transfer of knowledge), tetapi lebih merupakan proses pembentukan karakter dan penyucian jiwa (transfer of values).

Ia relevan tidak hanya bagi pelajar ilmu agama, tetapi juga bagi siapa saja yang sedang menuntut ilmu, baik ilmu umum maupun agama, dari siswa sekolah hingga mahasiswa S3. Prinsip-prinsip seperti keikhlasan, kesungguhan, menghormati guru, dan pentingnya lingkungan yang baik adalah kunci kesuksesan dalam belajar di segala zaman.

Kitab ini layak dibaca, dikaji, dan diinternalisasi nilainya oleh setiap muslim yang ingin ilmunya berkah, bermanfaat, dan mendekatkannya kepada Allah SWT.

SELAMAT MEMBACA 

 

Posting Komentar untuk "Kitab Ta'lim Muta'alim "