TANYA JAWAB SEPUTAR KURIKULUM PART 2
Tanya: Sri Rahayu
Bu, bagaimana kalau masih
menggunakan kurikulum KTSP 2006 tanpa mengikuti kurikulum merdeka.
Jawaban.
Saat ini memang sudah
diterapkan kurikulum merdeka, akan tetapi sampai tahun ini (2023) belum wajib,
namun bukan berarti bersantai saja dan tetap mempertahankan KTSP, karena tahun
2024 sudah mulai diwajibkan untuk menerapkan kurikulum merdeka.
Tanya: Darma Krida
Assalamualaikum..Saya Darma
Krida dari kls B Tembilahan..Didalam makalah dikatakan..tujuan manajemen kurikulum dan pembelajaran adalah
pencapaian Visi misi pendidikan nasional, visi misi pendidikan nasional itu
sendiri adalah mengacu kepada menghasilkan kan insan Indonesia cerdas dan
kompetitif (Insan Kamil). Bagaimana menurut saudara pemakalah tentang kurikulum
merdeka saat ini? apakah sudah mengacu kepada visi misi pendidikan nasional itu
sendiri, mengingat seringkali kita jumpai siswa kebablasan tanpa kontrol diri
dengan bebas/merdeka bereksprimen . Contoh penyalah gunaan gatget salah satu
bukti di bidang IT. Bagaimana langkah seorang guru mengatasi hal yg demikian
jika terjadi ? Terima kasih. Wassalam
Jawab: Wa ‘alaikumussalam,
Tujuan pendidikan yang
disusun dan ditetapkan pada satuan pendidikan harus mengacu pada tujuan
pendidikan nasional. Kemudian tujuan pendidikan nasional diturunkan menjadi
visi dan misi pendidikan pada satuan pendidikan untuk selanjutnya diturunkan
pada tujuan satuan mata pelajaran dan diturunkan lagi menjadi tujuan pelajaran
satuan tatap muka. Kemudian bagaimana kondisi social yang saat ini banyak kasus
amoral yang terjadi pada anak-anak muda saat ini? Apa yang salah?
Ingatt pesan Allah dalam
surat Al—Baqoroh ayat 57.
Artinya: “Dan Kami
menaungi kamu dengan awan, dan Kami menurunkan kepadamu mann dan salwa. Makanlah (makanan) yang baik-baik dari rezeki yang telah
Kami berikan kepadamu. Mereka tidak menzalimi Kami, tetapi justru merekalah
yang menzalimi diri sendiri.” (Al-Baqoroh:57)
Ayat ini mengingatkan pada kita bahwa bahwa kerusakan atau keburukan yang dialami oleh manusia disebabkan oleh diri manusia sendiri. Teknologi hendaknya bisa dimanfaatkan manusia untuk memudahkan manusia dalam beribadah kepada Allah, menyebar luaskan ajaran Allah. Apabila disalahgunakan maka sesungguhnya bala' atau siksaan Allah akan kita hadapi berupa, terganggunya mental anak, tergilasnya budaya salafiyah, dan degradasi moral dimana-mana maka tidak mengherankan jika fitnah saat ini merajalela, yang kuat menindas yang lemah. Budaya pamer harta dan semisalnya yang semua itu bukan perbuatan terpuji. Hal ini bisa dikatakan kurangnya manfaat ilmu, karena sejatinya ilmu yang manfaat adalah ilmu yang mendekatkan pemiliknya untuk dekat dengan Allah. Menjadikan pemilik ilmu untuk menjai orang yang bertaqwa. Menjalankan perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
Selanjutnya pertanyaan ini
mengingtkan saya akan pernyataan dari Syaikh Zarnuji penulis kitab Ta’lim Muta’alim
yang mengatakan bahwa “Banyak para penuntut ilmu saaat ini yang tidak
mendapatkan keberkahan ilmu. Hal ini disebabkan karena para penuntut ilmu
tidak memehami sarat-saratnya. Diantaranya niat yang benar, memiliki sikap yang
baik terhadap ilmu, guru dan keluarganya. Yang menjadi pertanyaan apakah kita sudah
pas niat kita menuntut ilmu? Apakah kita sudah termasuk orang yang husnul adab terhadap
guru dan keluarganya? Sejauhmana kita bermunajat minta keberkahan ilmu ke
Allah? Seberapa tawaduk kita kepada ilmu Allah, guru, dan keluarganya? Apakah kita
guru sudah mendoakan keberkhan ilmu untuk anak didik kita? Barangkali kita juga
perlu intropeksi diri demii keberkahan ilmu untuk anak-anak didik kita. Selanjutnya
hal yang tidak kalah penting untuk kita fahami adalah bahwa sejatinya
pendidikan ini adalah tugas bersama. Orang tua dan guru harus saling bersinergi
mendidik anak. Bekerja sama mendidik anak. Tugas mengajar dan mendidik bukan
hanya tugas guru disekolah akan tetapi tugas kita bersama yaitu dimulai dari
orang tua dirumah baik ayah dan ibu, bapak dan ibu guru disekolah, dan
masyarakat. Jadi kita masyarakatt apabila ada anak tetangga atau anak orang
yang kita tidak kenal apabila melihat anak salah atau melanggar norma jangan
segan untuk menegur. Ayah tidak hanya bbertugas mencari uang saja akan tetapi
juga mendidik. Bahkan sebenarnyya ayahlah yang memiliki tugas utama dalam
pendidikan. Ingat Surat At-Tahrim ayat 6 “Wahai orang-orang yang beriman!
Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang
tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” Jadi yang paling bertanggung jjawab
terhadap pendidikan anak dalam rumah tangga adalah ayah. Walaaupun dalam
pelaksanaannya ibu yang banyak berperan.
Tanya: Puti Durroutusaniah
Assalamualaikum.wr.wb.
Saya putri durrotus saniah dari kelas B Tembilahan.. Di dalam makalah di
sebutkan model perencanaan kurikulum salah satunya adalah model perencanaan
rasional dedukatif atau rasional Tyler. Tolong jelaskan kembali model tersebut
dengan kalimat yang lebih sederhana agar mudah dipahami.
Terimakasih.wassalamualaikum.wr.wb.
Jawab:
Model perencanaan rasional
deduktif (rasional Tyler) artinya model ini menitikberatkan logika dan bertitik
tolak pada goals and objectives tetapi cenderung mengabaikan problematika dalam
lingkungan tugas. Model ini cocok untuk sistem pendidikan yang sentralistik,
dimana kurikulum dianggap sebagai alat mengembangkan bidang sosial ekonomi.
Kebalikannya dengan The
Rational Interactive Mode. Model ini memandang rasionalitas sebagai tuntutan kesepakatan
atas perbedaan pendapat yang tidak mengikuti aturan logik. Model ini sering
disebut model situasional, karena asumsi rasionalitasnya menekankan pada respon
fleksibel kurikulum yang tidak memuaskan. Hal ini merupakan refleksi suatu
keyakinan ideologis masyarakat demokrasi atau pengembangan kurikulum berbasis
sekolah.
Tanya:
Syafria Dodi
Waalaikuksalam,saya syafria
Dodi kelas b tembilahan,izin bertanya bagaimana peran perencanaan kurikulum
dalam meningkatkan kedisiplinan dan akhlak sedang kan yang kita lihat realita
nya bisa di katakan sudah keluar jalur,apakah kurikulum nya yang salah atau
pendidik nya yang salah atau bagaimana, terimakasih
Jawab: Hakikatnya
perencanaan disusuun agar tujuan pendidikan tercapai, yakni melahirkan generasi
yang beriman, bertaqwa, cerdas, berketrampilan dan berakhlaqul karima. Adapun kenapa
tujuuan tidak tercapai tentu hal ini banyak yang melatar belakanginya bias datangnya
dari guru, orang tua murid, dari peserta didiknya sendiri atau factor lain. Salah
satu diantaranya sebagaimana yang ditanyakan oleh Darma Krida.
Posting Komentar untuk "TANYA JAWAB SEPUTAR KURIKULUM PART 2"