Hukum Memakai Pakaian Hitam pada saat Ta'ziyah
Hukum Ta'ziyah
Salah satu tradisi yang biasa kita lihat di tengah-tengah masyarakat kita manakala ada seseorang yang meninggal dunia adalah menggunakan pakaian serba hitam, baju hitam jilbab hitam, tas hitam sampai kacamata hitam. Kekhususan menggunakan pakaian hitam dalam takziyah tidak disyariat dalam agama Islam, artinya manakala kita mau mengkhususkan menggunakan pakaian hitam tentu saja tidak ada pahala sunnahnya.
Kemauan seseorang untuk mendatangi keluarga yang tertimpa musibah berupa kehilangan anggota keluarga yang disebabkan meninggal dunia tentu saja perbuatan yang disunnahkan dan mendapatkan pahala sunnah disisi Allah sebagaimana hadis Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:
"Tidaklah seorang mukmin melayat saudaranya yang tertimpa musibah kecuali Allah akan pakaikan dirinya dengan perhiasan kemuliaan pada hari kiamat." (HR Ibnu Majah)
Kekhususan Memakain Pakaian Hitam
Menggunakan warna hitam untuk menunjukkan belasungkawa hanya boleh dilakukan oleh suami atau istri yang ditinggal mati. Sedangkan untuk orang lain, meskipun keluarga hukumnya makruh, bahkan sebagian ulama mengatakan haram. Mengkhususkan pakaian hitam sebagai pakaian takziyah menurut ulama fiqih adalah makruh. Karena dikhawatirkan ada unsur-unsur ria atau berlebih-lebihan dalam mengungkapan kesedihan. Kecuali orang tersebut sudah terbiasa menggunakan pakaian hitam sebagai pakaian sehari-hari. Bahkan ada juga ulama yang mengharamkan menggunakan pakaian hitam untuk bertakziyah. Boleh saja menggunakan baju berwarna selain hitam untuk takziyah selama niatnya benar. Begitu keterangan dari al-Mausu’ah alfiqhiyyah juz 21:
لبس السواد فى الحداد اتفق الفقهاء على انه يجوز للمتوفى عنها زوجـها لبس السواد من الثياب... ومنع الحنفية لبس السواد فى الحداد على غير الزوج وقال المالكية ان المحد يجوز لها ان تلبس الأسود الا اذا كانت ناصعة البياض او كان الاسود زينة قومـها وقال القليوبي من الشافعية اذا كان الاسود عادة قومـها فى التزين به حرم لبسه ونقل النووي عن الماوردي انه اورد فى "الحاوى" وجـها يلزمـها السواد فى الحداد. لبس السواد فى التعزية : اتفق الفقهاء على ان تسويد الوجه حزنا على الميت من أهله او من المعزين لايجوز لما فيه من اظهار للجزع وعدم الرضا بقضاء الله وعلى السخط من فعله مما ورد النهي عنه فى الاحاديث وتسويد الثياب للتعزية مكروه للرجال ولابأس به للنساء اماصبغ الثياب أسود أو أكهب تأسفا على الميت فلايجوز عاى التفصيل السابق
Ulama bersepakat untuk memperbolehkan istri yang ditinggal mati memakai busana hitam dalam kontkeks ihdad (batasan bagi istri yang ditinggal mati suami)… ulama madzhab Hanafi melarang pakaian hitam selain suami/istri yang ditinggal mati. Begitu juga ulama madzhab Maliki yang memperbolehkan busana hitam bagi istri kecuali jika hitam itu dianggap mewah bagi masyarakat setempat. Adapun Imam qulyubi seorang ulama madzhab Syafi’I mengharamkan busana hitam (bagi istri yang ditinggal mati suami) apabila warna hitam dianggap mewah. Menurut Imam Nawawi seperti yang dinukil dari Imam Mawardi dalam kitab ‘Al-Hawi’ tentang pendapat mengenai pakaian hitam dalam kontek ihdad berkata: berbusana hitam ketika takziyah apabila ditujukan sebagai tanda belasungkawa bagi petakziyah tidak diperbolehkan apabila terbersit niat penentangan atas taqir Tuhan Yang Maha Kuasa. Hal itu merupakan sesuatu yang buruk dan dibenci, seperti yang termaktub dalam sebuah hadits Nabi. Dan memakain hitam bagi seorang laki-laki dalam takziyah hukumnya makruh.
Kesimpulan
Hukum memakai pakaian hitam pada dasarnya adalah mubah atau boleh. Dihukumi mubah dikarenakan tidak mengkhususkan pakaian hitam sebagai pakaian untuk melayat atau takziah menjadi hukum makruh bahkan haram manakala mengkhususkan pakaian hitam untuk melayat atau takziah hal ini mengindikasikan bahwa orang tersebut tasabuh atau menyerupai orang kafir.
Posting Komentar untuk "Hukum Memakai Pakaian Hitam pada saat Ta'ziyah"